TEMPO.CO, Melbourne - Kasus penyakit sapi gila yang mewabah di Amerika Serikat ternyata membawa berkah bagi Australia. Negeri kanguru itu kini siap mengincar pasar daging yang sebelumnya diisi Amerika.
Ketua Asosiasi Daging Australia, David Byard mengatakan, ekspor mereka diperkirakan melonjak tahun ini jika Korea Selatan, Taiwan dan Jepang menerapkan larangan bagi daging asal Amerika. "Kali ini tegantung bagaimana Jepang dan Korea menyikapi masalah ini," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu 25 April 2012.|
Sebelumnya, dua perusahaan retail terbesar Korea Selatan, Lotte Mart dan Home Plus, telah menghentikan pembelian daging dari Amerika. Dalam keterangannya, manajemen Lotte mengatakan langkah ini dilakukan untuk meredakan kekhawatiran yang kini melanda konsumen.
Tindakan ini dilakukan Lotte dan Home Plus menyusul adanya kasus penyakit sapi gila yang menyerang peternakan sapi perah di California Amerika Serikat. Hewan berpenyakit itu diantaranya ditemukan di peternakan milik Baker Commodities di kawasan Hanford.
Sapi gila ialah penyakit mematikan akibat virus yang menyerang otak dan sumsum tulang belakang sapi. Penyakit ini bisa mengakibatkan kematian bagi manusia jika mengonsumsi daging sapi yang terpapar virus ini. Kasus ini pernah menghebohkan dunia pada 2003, 2005 dan 2006 sehingga mengakibatkan pasar daging asal Amerika anjlok. Sebanyak 24 negara menghentikan impor sehingga peternak Amerika mengalami kerugian tahunan sebesar US$ 3,1 miliar pada 2004 hingga 2007.
Masalah yang sama kini mungkin bakal berulang. Meski belum mengeluarkan pernyataan penghentian impor, pemerintah Korea Selatan menyatakan tengah mewaspadai isu sapi gila mengingat pasokan daging asal Amerika cukup signifikan. Sebagai gambaran, pada 2011 jumlah pasokannya mencapai 107 ribu ton dengan nilai US$ 563 juta.
Pemerintah Taiwan juga tengah mewaspadai masalah ini. Apalagi sebelumnya mereka menuai protes lantaran membiarkan penjualan daging asal Amerika yang ditengarai mengandung hormon pertumbuhan ractopamine dan membahayakan kesehatan manusia. Namun pemerintah Jepang belum melakukan tindakan serius mengingat impor yang mereka lakukan hanya untuk sapi berusia 20 bulan ke bawah. Penyakit sapi gila biasanya menyerang sapi berusia 30 bulan.
Kini Australia siap mengambil hikmah dari wabah ini. Pundi-pundi peternak di negeri kanguru itu pun bakal makin tebal. Sebagai gambaran, sepanjang 2011 nilai ekspor daging sapi Australia mencapai US$ 4,44 miliar. Australia kini menjadi penghasil daging sapi terbesar di dunia setelah menguasai pasar Korea dan Jepang yang sebelumnya diisi oleh Brasil.
FERY FIRMANSYAH