TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menuntut PT Jasa Marga (Persero) Tbk membenahi dan mengubah pelayanan jalan tol. “Tujuan saya tidak untuk menghukum, tapi untuk berubah,” ujarnya melalui pesan Blackberry kemarin.
Hukuman yang diberitakan, kata dia, tak ada artinya jika pelayanan Jasa Marga tak berubah. Dahlan hanya menginginkan pelayanan publik seperti jalan tol menjadi lebih baik. (Baca: Dahlan Iskan Ngamuk di Pintu Tol)
Dahlan mengungkapkan ketidakpuasan atas pelayanan gerbang tol Senayan pada Selasa 20 Maret 2012. Saat akan memasuki gerbang tol sekitar pukul 6.30, dia mendapati antrean kendaraan lebih dari 30 mobil. Dahlan melihat hanya satu gardu yang beroperasi dari empat gardu yang melayani kendaraan. Melihat kondisi itu, dia langsung membuka pintu tol dan mempersilakan kendaraan untuk masuk tol secara gratis.
Dahlan juga meminta Bank Mandiri sebagai penyedia kartu tol elektronik (E-toll) mengutamakan pelayanan. Sampai saat ini penjualan E-toll masih seret. Dia mengaku sudah menginstruksikan untuk menggandeng bank lain jika Bank Mandiri tak mampu menjual banyak. "Tapi beri waktu dulu kepada Mandiri untuk membuktikan diri.”
Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menyatakan Jasa Marga tidak peduli pada kemacetan atau antrean yang terjadi di jalan tol dan pintu masuk. “Jasa Marga cuma mau ambil duitnya saja, tidak peduli kemacetan,” ujarnya kemarin.
Menurut Djoko, sebagai operator jalan tol, Jasa Marga seharusnya memberi pelayanan maksimal kepada pengguna. Pelayanan itu, kata Djoko, bisa dilakukan dengan memberi informasi mengenai kondisi jalan tol secara terus-menerus.
Selain memberi informasi, Jasa Marga seharusnya berinisiatif mengatasi kemacetan dengan membuka gerbang tol tambahan di pintu-pintu masuk tol yang rawan kemacetan. Jasa Marga juga dikatakan Djoko seharusnya menutup pintu tol jika sudah terjadi kemacetan di jalan tol. “Jadi, penumpukan di tol tidak makin bertambah,” ujarnya.
Djoko menilai kemarahan Menteri BUMN Dahlan Iskan terhadap pelayanan tol Jasa Marga merupakan ekspresi yang dirasakan hampir semua anggota masyarakat. Sebenarnya, kata dia, masyarakat ingin bertindak seperti Dahlan. “Tapi masyarakat tidak punya kekuatan. Sedangkan kalau Dahlan kan pemimpinnya, jadi punya kekuatan.”
ALI NY | SUNDARI | DIMAS SIREGAR
Berita Terkait:
Dahlan Iskan Tak Punya Akun Twitter
Dahlan Iskan Usul Petugas Tol Jadi 'Loket Berdiri'
Dahlan Minta Petugas Tol Semanggi Tak Jadi Korban
ICMI: Perlu Banyak Dahlan Iskan Lainnya
Zigzag ala Dahlan
Taufiq Kiemas Galau Tindakan Ekstrem Dahlan
Curhat Dahlan Soal Tol, dari Antrean sampai E-Toll Memble
Berharap Dahlan Iskan Tak Terjebak 'One Man Show'