TEMPO.CO, Jakarta - Ternyata sudah tiga bulan lebih Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menahan kemarahan plus kejengkelan terhadap pelayanan pada pintu tol yang dikelola Jasa Marga. "Itu bukan marah yang mendadak. Sudah tiga bulan saya minta agar antrean masuk tol jangan sampai menjengkelkan," kata Dahlan Iskan dalam surat elektronik yang dikirimkan dari Guangzhou, Cina, Selasa, 20 Maret 2012. "Tapi, kok, tidak ada tindakan nyata."
Menurut Dahlan, hampir tiap minggu ia kirim pesan pendek (short message service) ke Direksi Jasa Marga, terutama saat ia masuk gerbang tol dan menemukan antrean panjang. Sabtu, 17 Maret 2012 lalu, misalnya, pukul 11.00 saat mau ke Bandung untuk bertemu mahasiswa ITB, saat masuk Pintu Tol Kalimalang-2, Dahlan kembali menemukan antrean panjang." Saya masih sms direksinya," katanya.
Dalam pesan pendeknya kepada para Direksi Jasa Marga itu, mantan Dirut PLN itu kembali mengingatkan soal komitmen BUMN dan Jasa Marga soal pelayanan masyarakat. "Saya minta, pelayanan itu harus baik, apalagi ini melayani orang yang mau membayar. Kalau melayani orang yang mau membayar saja tidak baik, bagaimana melayani masyarakat kecil yang tidak punya uang?"
Kejengkelan mantan wartawan Tempo itu pun mencapai puncaknya ketika pada Selasa pagi ini saat memasuki pintu tol Semanggi ke arah Bandara Soekarno-Hatta. Pada pukul 06.10 WIB, Dahlan terjebak antrean panjang hingga sekitar 30 mobil. Penyebabnya, dari empat loket tol, hanya dua yang beroperasi, sedangkan dua lainnya belum dibuka. (baca:Dahlan Iskan Ngamuk di Pintu Tol)
Dahlan yang akan mengadakan Rapat Pimpinan Kementerian BUMN pukul 07.00 WIB di kantor pusat PT Garuda Indonesia di kawasan Bandar Udara (Bandara) Soekarno-Hatta langsung bereaksi menyaksikan kekisruhan di pintu jalan tol tersebut.
Ia langsung turun dari mobilnya dan mendadak seakan menjadi petugas jalan tol sambil membuka dua palang pintu yang masih tertutup tersebut. Sekitar 100 mobil pun diperbolehkan melintas secara gratis. Bahkan, ia sempat membuang kursi yang ada di loket kosong tanpa petugas tersebut ke jalanan. "Kursi-kursi itu betul-betul tidak ada gunanya karena petugasnya tidak ada di loket," kata Dahlan.
(Baca:Dahlan Iskan: Saya Bukan Marah Lagi, Tapi Ngamuk!)
Urusan antrean panjang dan layanan "lemot" di jalan tol pun secara resmi pernah dilontarkan Dahlan di hari jadi Jasa Marga, Rabu, 7 Maret lalu. Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk. Adityawarman, saat itu bahkan sudah berjanji kinerja jajaran BUMN pengelola jalan tol itu demi mendongkrak pelayanan pada masyarakat.
Tak hanya soal antrean. Gondok Dahlan Iskan soal kinerja perusahaan pelat merah itu juga terkait realisasi promosi e-toll. Dahlan mengaku sudah lama meminta bahkan mengajak jajaran direksi ikut jualan kartu pass guna mengurangi antrean tersebut, tetapi tetap saja tak ada kemajuan mengembirakan. "Saya tunggu-tunggu begitu lama, tapi tidak ada realisasinya,'' kata Dahlan." Saya juga sudah bilang, perlu cara kreatif untuk jualan kartu itu, biar kian banyak yang beli kartu e-toll."
Namun, Dahlan kembali jengkel. Promosi e-toll sudah begitu gencar dilakukannya. Dahlan sendiri bahkan sudah gencar ikut "turun gunung" mempromosikan bahkan jualan kartu e-toll kerja sama Jasa Marga dengan Bank Madiri.
Namun, jangankan sesuai target, semangat Dahlan jualan e-toll tak diikuti jajaran Direksi PT Jasa Marga. Target e-toll yang diinginkan Dahlan hingga Juni 2012, harus bisa mencapai 25 persen dari seluruh pengguna jalan tol. Bank Mandiri pun menargetkan mampu menjual sekitar 700 ribu kartu e-toll.
WDA | UCOK RITONGA | SUNDARI
Berita terkait
Berharap Dahlan Iskan Tak Terjebak 'One Man Show'
Pasca-Diamuk Dahlan, Tak Ada Lagi Antrean Panjang di Tol Semanggi
Dahlan Ngamuk, YLKI Terima Banyak Keluhan Tol
Gaya Dahlan Pecah Kebekuan Pemerintah
Zigzag ala Dahlan Iskan
Aksi 'Koboi' Dahlan Mewakili Masyarakat
Dahlan Iskan Marah, Jasa Marga Salahkan Petugas Tol
Dahlan Ngamuk, Jasa Marga Akui Salah Prosedur
Jasa Marga: Dua Pegawai Terancam Sanksi
Dahlan Iskan Ngamuk Jadi Topik Hangat di Twitter
Dahlan Iskan: Jasa Marga Merasa Rugi, Saya Bayar
Dirut Garuda: Saya Lihat Pak Dahlan di Pintu Tol