TEMPO.CO, Jakarta - International Business Machines Corp., perusahaan penyedia layanan komputer terbesar di dunia, akan merumahkan seribu lebih pekerjanya di Amerika Utara pekan ini. Demikian diungkapkan sebuah lembaga advokasi pekerja, seperti dikutip kantor berita Bloomberg, Rabu, 29 Februari 2012.
Pengurangan dilakukan terhadap karyawan yang mayoritas berada di Amerika Serikat, sebagian di Kanada, kata Lee Conrad, Koordinator Nasional Aliansi@IBM, yang berusaha mengorganisir karyawan IBM. Lembaga ini terus memperbarui informasi/dokumen mengenai kebijakan yang oleh manajemen disebut 'aksi sumber daya'," kata Conrad. Dokumen menunjukkan beberapa karyawan melamar ulang untuk posisi lain di IBM.
Doug Shelton, juru bicara Armonk, New York yang menjadi basis IBM, menolak memberikan keterangan.
Pemangkasan yang akan dilakukan kali ini meliputi 0,2 persen dari total karyawan IBM di seluruh dunia yang berjumlah 433.362 pada akhir 2011 lalu. Ini didasarkan laporan tahunan kepada US Securities and Exchange Commission. Pada 2008, Amerika Serikat memasok 115 ribu karyawan.
"IBM terus menyeimbangkan tenaga kerja," kata Shelton. Itu berarti, ia menambahkan, mengurangi staf di beberapa wilayah dan mempekerjakan yang lain berdasarkan perubahan teknologi dan permintaan klien. Hal ini memungkinkan IBM untuk tetap kompetitif dan relevan dalam industri yang terus berubah.
Pada penutupan bursa Yew York, saham IBM naik kurang dari 1 persen menjadi US$ 197,98 (Rp 1,78 juta) dan telah untung 7,7 persen tahun ini.
RETNO S