TEMPO.CO, Yogyakarta -- PT Jamsostek (Persero) berencana menanam investasi Rp 125,7 triliun pada tahun ini. Angka ini naik 12 persen dibanding 2011 yang sebesar Rp 111,82 triliun. Dana tersebut paling banyak akan ditanamkan di sektor obligasi karena dinilai paling menguntungkan.
Direktur Keuangan Jamsostek Elvyn G. Massasya mengatakan pilihan strategi investasi perseroan masih cenderung konservatif karena dipengaruhi kondisi makroekonomi Indonesia. Namun pilihan ini masih memiliki peluang pertumbuhan yang menjanjikan.
Pada sektor obligasi, misalnya, Jamsostek, menurut dia, tidak mengandalkan semata-mata dari imbal hasil dan tingkat suku bunga, tapi juga keuntungan dari transaksi. "Kami akan meningkatkan hasil trading obligasi," ujarnya dalam paparan kinerja Perseroan akhir pekan lalu.
Dalam rencana kerja Perseroan tahun ini, komposisi investasi yang ditetapkan adalah 42,5 persen di segmen obligasi; 29,1 persen deposito; 18,9 persen saham; 7,6 persen reksadana; 1,2 persen penyertaan; serta 1 persen di sektor properti. Investasi obligasi mengalami kenaikan mengingat pada tahun lalu pengucuran dana untuk segmen ini hanya mencapai 38 persen.
Dengan proporsi tersebut, hasil investasi ditargetkan sebesar Rp 4,7 triliun dari obligasi; Rp 2,5 triliun dari saham; Rp 2,2 triliun dari deposito; Rp 924 miliar dari reksadana; dan Rp 84 miliar dari hasil investasi properti.
Baca Juga:
Angka tersebut naik dibanding hasil investasi tahun lalu yang mencapai Rp 4,4 triliun untuk obligasi; Rp 2,4 triliun untuk saham; deposito Rp 2,4 triliun; reksadana Rp 700,5 miliar, dan perolehan sektor properti yang mencapai Rp 84,6 miliar.
Elvyn mengatakan, demi mencapai target tersebut, Jamsostek mengalokasikan 70 persen investasi obligasi pada surat utang yang dikeluarkan pemerintah dan badan usaha milik negara. Begitu pula untuk saham, di mana dana akan ditanamkan terutama pada saham-saham unggulan.
Selain investasi, tahun ini Jamsostek menargetkan perolehan aset sebesar Rp 129,755 triliun, meningkat 11,38 persen dari tahun lalu yang mencapai Rp 116,49 triliun. Pencapaian laba pun akan digenjot dari Rp 1,74 triliun tahun lalu menjadi Rp 1,98 triliun. Sedangkan ekuitas ditargetkan naik dari Rp 4,6 triliun menjadi Rp 5,8 triliun.
Direktur Utama Jamsostek Hotbonar Sinaga mengatakan pihaknya masih menemui kendala klise dalam penambahan kepesertaan. "Tidak semua pekerja didaftarkan," katanya. Sepanjang 2011, peserta Jamsostek terdiri atas 153,938 perusahaan aktif dan 100,140 perusahaan nonaktif, serta 10,25 juta tenaga kerja aktif dan 24,03 juta tenaga kerja nonaktif.
HARUN MAHBUB | FERY FIRMANSYAH