TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Bukaka Teknik Utama berencana kembali masuk Bursa Efek Indonesia. Perusahaan milik keluarga mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla ini telah mengajukan rencananya tersebut kepada otoritas bursa sejak awal November lalu. "Doakan saja bisa listing akhir tahun ini," kata Direktur Utama Bukaka, Irsal Kamaruddin saat dihubungi Tempo, Kamis, 1 Desember 2011.
Meski kembali menjadi perusahaan publik, menurut Irsal, rencana ini tidak lagi melalui penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO). Perseroan hanya mengajukan permohonan untuk kembali tercatat di papan bursa. "Ini supaya pemegang saham bisa memiliki kembali Bukaka," katanya. Dia mengatakan, mayoritas saham Bukaka dikuasai oleh masyarakat, yaitu sebanyak 54 persen. Sedangkan sisanya sebanyak 46 persen dikuasai pemilik perusahaan.
Pemilik perusahaan memang tidak menjadi pemegang mayoritas di Bukaka. Namun, jika mereka mempertimbangkan untuk menambah sahamnya, kata Irsal, "Kami akan persilakan. Itu tergantung keinginan pemilik." Bukaka ingin kembali lagi ke bursa karena merasa masih bertanggung jawab kepada masyarakat yang telah berinvestasi melalui saham Bukaka. Selain itu, perusahaan juga ingin mengembangkan kinerjanya.
Sejak dinyatakan delisting oleh Bursa Efek Indonesia pada Agustus 2006, manajemen Bukaka langsung berbenah dengan membayar utang yang dimiliki perusahaan. Saat itu total kewajiban yang mesti dibayar perusahaan sebesar Rp 1,4 triliun.
Bursa mencoret sementara nama Bukaka dari lantai bursa karena dinilai tidak layak lagi. Perusahaan tidak mampu memberikan laporan keuangan audit yang mendapat opini non disclaimer. Saat itu, Bukaka hanya memberi laporan keuangan non-audit semester pertama 2006.
Menurut Irsal, tahun lalu perusahaan yang dipimpinnya mencatat pendapatan sebesar Rp 850 miliar. Meski demikian, dia belum bisa memperkirakan pendapatan akhir tahun ini. "Biasanya proyek baru berdatangan di akhir tahun," ujarnya.
Yang jelas, ucapnya, harga saham Bukaka terakhir sebesar Rp 305 per saham dengan harga nominal Rp 500. Karena perusahaan tengah proses kuasa reorganisasi, kemungkinan harga nominal akan menurun. Jika melihat kondisi pasar, perusahaan diperkirakan dapat kembali lagi ke bursa dengan harga saham sebesar Rp 400 per saham. Namun, ini tergantung keputusan otoritas bursa. "Nanti biarkan Bursa yang menilai," kata Irsal.
Disinggung soal kondisi perekonomian global yang tidak menentu, Irsal mengaku tak khawatir karena Bukaka tidak lagi menerbitkan saham baru. "Kecuali kalau kami ingin right issue, baru penting mempertimbangkan aspek tersebut.”
SUTJI DECILYA