TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah akan menerbitkan izin eksplorasi pada 28 titik sumber daya panas bumi (geotermal) di Indonesia tahun ini. "Besok saya akan tandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Kehutanan," kata Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral, Jero Wacik, di Jakarta, Senin 21 November 2011.
Langkah ini, menurut Wacik, merupakan bukti keseriusan pemerintah dalam mengembangkan energi geotermal. Hal ini didukung fakta bahwa 40 persen sumber panas bumi dunia berada di Indonesia. "Presiden memerintahkan pemanfaatan energi geotermal harus ditingkatkan," ujarnya.
Salah satu titik geotermal yang izin eksplorasinya segera diterbitkan ialah di Bedugul Bali. Izin Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di kawasan itu sudah terhambat selama 16 tahun. Padahal pemanfaatan potensi panas bumi merupakan bagian dari rencana pemerintah untuk menghemat pemakaian energi fosil. Saat ini pun sudah banyak investor yang berminat mengembangkannya.
Wacik mengatakan selama ini pemanfaatan energi panas bumi menemui hambatan karena lokasinya berada di hutan lindung. Karena itu ia menegaskan perlunya koordinasi dengan Kementerian Kehutanan. Dengan kesepakatan yang ditandatangani besok diharapkan akan ada koordinasi pengaturan area yang akan digarap diiringi upaya penanaman pohon di area pengganti.
Seperti diketahui, pemanfaatan energi geotermal masih belum optimal. Sampai tahun lalu kapasitas terpasang PLTP baru mencapai 1.189 megawatt atau sekitar 4 persen dari total potensi Indonesia yang mencapai 29.038 megawatt.
Listrik panas bumi tersebut dihasilkan dari 7 wilayah, yakni Sibayak (12 Megawatt), Salak (375 Megawatt), Wayang Windu (227 Megawatt), Kamojang (200 Megawatt), Darajat (225 Megawatt), Dieng (60 MegaWatt), dan Lahendong (60 MegaWatt).
Di samping geotermal, pemerintah juga akan mengembangkan energi matahari. Wacik mengatakan saat ini banyak pemodal yang sudah menyatakan minat untuk mengembangkan tenaga surya. Dia merujuk pengembangan tenaga surya di Thailand, yang bisa menghasilkan listrik 73 megawatt. "Kita punya banyak tanah dan sinar matahari yang cukup, jadi harus dimanfaatkan sebesar-besarnya," ujarnya.
GUSTIDHA BUDIARTIE