TEMPO Interaktif, Jakarta - Induk usaha TVOne, Vivanews, dan ANTV, PT Visi Media Asia (Viva) melakukan penawaran saham umum perdana kepada publik. Komisaris Visi Media Anindya Bakrie optimis pelaksanaan initial public offering perusahaan ini akan diminati masyarakat. "Grup kami sangat serius dalam usaha ini. Kami sudah mulai sejak 1990-an," kata Anindya pada IPO Update di Jakarta, Senin, 24 oktober 2011.
Sebelumnya, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan sempat menunda pemberian izin efektif penawaran umum saham perdana PT Visi Media karena masalah teknis. Perusahaan berencana ingin melaksanakan pembentukan harga secara online. Untuk itu, PT Visi Media harus melakukan proses ulang penawaran umum dengan menggunakan laporan keuangan baru.
Anindya mengatakan, perusahaan akan terus bertumbuh seiring dengan pertumbuhan belanja iklan di Indonesia. Apalagi perusahaan fokus untuk menerapkan strategi tiga layar, yakni televisi, telepon genggam, dan komputer. "Kalau dicermati, media yang sering diiklankan adalah televisi dan internet. Ini memiliki dinamika yang cukup besar," katanya.
Presiden Direktur PT Viva Erick Thohir mengatakan, kinerja perusahaan terus membaik setiap tahunnya. Dia menjelaskan, setiap media yang ada di bawah naungan Visi Media selalu meningkatkan kinerjanya.
Saat ini, menurutnya, ANTV telah meningkatkan TV share menjadi 7,1. Ini dipicu oleh banyaknya konten baru yang ditawarkan seperti Superdeal 2 Miliar, Pildacil, dan lainnya. "Targetnya pada tahun depan, TV share ANTV mencapai 8-9," kata dia.
Selain itu, dia mengklaim tvOne menjadi stasiun televisi berita pertama di Indonesia. "Seperti Tsunami Jepang dan penayangan Royal Wedding pun kami masih memimpin," katanya.
Begitu pula dengan portal berita Vivanews. Menurutnya, portal berita itu berada di peringkat kedua di seluruh Asia Tenggara. "Ke depannya kami menargetkan untuk menjadi nomor satu," jelasnya.
PT Visi Media Asia akan menawarkan saham perdana sebanyak 2,286 miliar lembar saham atau setara 14,21 persen dengan harga Rp 280-305 per saham.
Pernyataan efektif ditargetkan rampung pada 4 November 2011, periode penawaran pada 8-10 November dan ditargetkan dapat melantai di bursa pada 16 November 2011.
SUTJI DECILYA