TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan masih berbeda pendapat mengenai revisi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36 Tahun 2009 tentang Ekspor Rotan yang rencananya akan sudah dikeluarkan pada 1 Oktober mendatang. Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu masih berharap ekspor bahan baku rotan tetap dibuka, sedangkan Menteri Perindustrian MS Hidayat sebaliknya.
Sejumlah poin yang sudah disepakati, kata Mari, di antaranya tentang jaminan bahan baku rotan bagi industri dalam negeri. Tim kecil akan merumuskan konsep pasar lelang untuk memastikan jaminan bahan baku. "1 Oktober sudah akan diterapkan aturan yang telah direvisi," kata Mari, Senin, 26 September 2011.
Menteri Perindustrian MS Hidayat berkukuh mengusulkan ekspor bahan baku rotan dihentikan. Sebab, selama ini industri pengolahan rotan dalam negeri kurang berdaya saing karena Indonesia masih tetap membuka ekspor bahan baku rotan.
"Selama masih ekspor, kita memberi amunisi pada pesaing. Kita akan kalah bersaing dan selama ini kita memang kalah bersaing," kata Hidayat.
Untuk menghindari kerugian trader akibat penerapan kebijakan pelarangan ekspor rotan, Kementerian Perindustrian mengusulkan dibuatnya pasar penyangga yang akan menyerap rotan yang semula akan diekspor oleh trader. "Buffer stock itu yang akan menyerap produksi rotan dalam negeri untuk kemudian mendistribusikannya ke industri pengolahan rotan dalam negeri sambil menunggu perbaikan industri mulai dari manajemen hingga desainnya.”
Ketua Umum Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI), Hatta Sinatra meminta agar pemerintah menghentikan ekspor bahan baku rotan. Alasannya, kebijakan pemerintah untuk membuka ekspor bahan baku rotan selama ini terbukti menyebabkan industri kerajinan dan mebel rotan di dalam negeri gulung tikar.
"Kebijakan ekspor rotan telah menyebabkan industri di dalam negeri berantakan, bahkan saat ini utilisasi industri hanya 20 persen dari kapasitas terpasang," katanya.
Kondisi berbeda justru terjadi di Cina yang hampir seluruh bahan baku industri olahan rotan mereka dipasok dari Indonesia. "Industri pengolahan rotan di Cina berkembang pesat karena pasokan bahan baku rotan dari Indonesia," katanya. Cina, bahkan telah menguasai sebagian besar pasar produk olahan rotan Indonesia.
AGUNG SEDAYU