TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah Indonesia dan Rusia bersepakat menjalin kerja sama di sektor perdagangan dan investasi. Menurut Deputi Bidang Kerja Sama Internasional Kementerian Perekonomian Rizal Affandi, nilai investasi Rusia di Indonesia masih sangat kecil jika dibandingkan dengan Cina yang mencapai US$ 40 miliar. "Per tahunnya di bawah US$ 2 miliar. Tahun 2010 saja baru US$ 1,7 miliar," ujarnya, Senin 1 Agustus 2011.
Rizal menambahkan, investasi Rusia pada lima bulan pertama pada tahun ini menunjukkan tren positif. Pada awal tahun investasi Rusia sudah mencapai US$ 1 miliar atau naik 50 persen dibandingkan tahun lalu. "Kalau trennya terus positif, diharapkan akhir 2011 bisa mencapai US$ 2 miliar," ujar Rizal.
Kedua pihak sepakat membuat road map yang bertujuan meningkatkan hubungan di bidang perdagangan dan investasi. Sebagai langkah awal, Rizal menambahkan, Pemerintah Indonesia akan meningkatkan volume impor tepung terigu dari Rusia. Impor tepung terigu dari Rusia sudah terjalin sebelumnya, tapi penambahan ini untuk melepas ketergantungan dari satu importir saja. "Agar harga di dalam negeri juga jadi lebih kompetitif."
Selain itu ada kenaikan dari sisi konsumsi tepung terigu. Kenaikan tersebut ditandai dengan makin meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap pangan nonberas. Namun, Rizal tidak mengetahui besarnya angka kenaikan tersebut.
Rizal menilai prospek kerja sama antara Indonesia dan Rusia ke depannya cukup cerah. Indonesia akan mencoba mendalami sektor industri pertahanan di Rusia. "Teknologi Rusia cukup tinggi."
ADITYA BUDIMAN