TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan bahwa impor beras baru akan dilakukan jika kondisi memang sudah dianggap mendesak. Untuk saat ini pemerintah, melalui badan urusan logistik berupaya memaksimalkan pengadaan beras dari dalam negeri. "Bulog akan intensif mengadakan pengadaan sisa tahun ini," katanya disela acara Konvensi Pekan Produk Kreatif Indonesia 2011 di JCC, Rabu 6 Juli 2011.
Pemerintah juga masih melakukan evaluasi serta menunggu hasil produksi yang belum selesai di tahun ini, mengingat masih akan ada panen tahun ini. Selanjutnya jika upaya penyerapan produksi dalam negeri telah dilakukan maksimal namun ternyata pasokan masih belum dianggap cukup, baru pemerintah akan melakukan impor beras.
Mari mengakui saat ini kondisi sedang kurang baik, seiring dengan perubahaan cuaca yang tidak menentu. Sehingga pemerintah akan berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga stok dalam negeri. Ia juga menjamin stok beras dalam negeri masih aman hingga lebaran.
Jika nanti kondisi memaksa pemerintah untuk impor beras, ada sejumlah negara yang berpotensi menjadi pemasok beras Indonesia yaitu Thailand dan Vietnam. Terkait dengan rencana Cina yang akan meimpor beras besar-besaran dari Vietnam, Mari mengaku tidak perlu terlalu dikhawatirkan. "Kita punya perjanjian bilateral dengan Thailand dan Vietnam, tidak perlu terburu-buru, tidak usah panik, harga beras internasional juga masih stabil," paparnya.
Terkait dengan adanya kenaikan harga beras di sejumlah daerah, menurut Mari, saat ini kenaikan harga masih dalam level wajar dan merupakan siklus yang wajar terjadi saat panen raya usai. Meskipun begitu untuk mengantisipasi lonjakan harga yang tidak terkendali pemerintah akan menggencarkan operasi pasar di sejumlah daerah yang mengalami kenaikan harga beras.
Sementara itu Deputi Menko Perekonomian Bidang Perdagangan dan Perindustrian Edy Putra Irawady mengatakan naiknya harga beras saat ini lebih karena faktor diluar distribusi dan stok beras. "Kenaikan harga tersebut murni karena invisible factors, tidak ada masalah yang riil, signifikan," katanya.
Menurutnya biasanya dari faktor psikologis pasar, harga baru naik saat sudah dekat leban. Namun saat ini, saat lebaran masih cukup jauh, harga sudah merangkak naik. Bahkan kenaikan harga tidak hanya terjadi pada beras, namun juga pada daging sapi, daging ayam dan telur. Bahkan harga gula juga merangkak naik meskipun saat ini masih dalam masa panen. "Padahal secara riil tidak ada masalah krusial, stok masih aman, tapi harga naik," lanjutnya.
Untuk itu pemerintah akan melakukan sejumlah langkah pengendalian harga. Mulai dari menggencarkan operasi pasar hingga memperkuat pengawasan dan kordinasi dengan asosiasi pedagang.
AGUNG SEDAYU