TEMPO Interaktif, Lamongan - PT Kebun Tebu Mas (KTM) akan membangun pabrik gula di Lamongan, Jawa Timur. Menurut Direktur Operasi PT Kebun Tebu Mas Agus Susanto, perizinan sudah selesai. "Semoga bisa beroperasi komersial pada September 2013 atau April 2014," katanya di Kantor Bupati Lamongan, Jawa Timur, Kamis, 16 Juni 2011.
Pembangunan pabrik yang dimulai September nanti, berlokasi di Kecamatan Mantup dengan menempati lahan 95 hektare. Saat ini, pembebasan lahan mencapai 40 hektare. Pabrik tersebut rencananya berkapasitas 10-12 ribu ton per hari. Agus menyatakan bahwa bahan tebu akan diambil dari tebu sendiri atau tebu rakyat.
Agus mengutip data dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Lamongan bahwa wilayah itu memiliki potensi lahan yang bisa ditanami tebu seluas 30 ribu hektare. Sementara, lahan yang dialokasikan untuk PT KTM seluas 18 ribu hektare. Selain itu, PT KTM juga akan membeli tebu dari rakyat dengan sistem jual putus.
Dalam pembelian ini, PT KTM menggandeng BRI guna pembayaran tebu. Investasi ini sekiranya mencapai Rp 2 triliun. Produk yang akan dihasilkan adalah gula kristal putih dan produk sampingan etanol. "Listrik pabrik yang berlebih akan kami salurkan pada masyarakat," kata Agus.
Bupati Lamongan menyambut baik rencana pembangunan pabrik gula ini. Pasalnya, Lamongan saat ini masih memiliki 57 ribu hektare lahan kering yang bisa dimanfaatkan. "Kami usul memaksimalkan lahan kering tersebut," katanya.
Saat ini, kata dia, pemanfaatan lahan untuk tebu masih kecil. Dari lahan pertanian kering seluas 20.500 hektare, baru dimanfaatkan untuk tebu 2.251 hektare yang kira-kira hanya 10 persen. "Jika ada investor, kami siap lakukan pembebasan lahan," kata dia.
Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi menyatakan bahwa produksi gula nasional tak mencukupi konsumsi. Produksi hanya 2-2,9 juta ton, sedangkan konsumsi sebanyak 5 juta ton per tahun. Rinciannya untuk rumah tangga sebesar 2 juta ton dengan pertumbuhan 2,5 persen, untuk industri 2 juta ton dengan pertumbuhan 12 persen, dan 1 juta ton untuk UKM dengan pertumbuhan 9 persen.
Untuk memenuhi konsumsi itu, setidaknya perlu 15 pabrik baru dan 400 ribu hektare lahan. "Pabrik baru ini langkah untuk swasembada gula," kata dia. Menurut hitungannya, pabrik itu akan menyerap 1.000-1.500 tenaga kerja di pabrik dan 20-25 ribu di ladang.
Sobik, salah satu petani, menyatakan dengan pabrik gula ini diharapkan membuat petani lebih untung dalam menanam tebu. Pasalnya, tebu lebih tahan hama dibandingkan dengan tanaman lain. Dia berharap rendeman tebu setidaknya bisa mencapai 12 persen. Selama ini, rendeman hanya 7 persen.
NUR ROCHMI