TEMPO Interaktif, Jakarta - Juru bicara Wakil Presiden Yopie Hidayat mengatakan ada dua persoalan utama yang ramai dibicarakan dalam perbincangan di World Economic Forum (WEF) terkait target Millennium Development Goals (MDG's). "Kedua persoalan itu adalah mengenai siapa pemberi dana dan isu lingkungan," ujar Yopie mengutip perkataan Wakil Presiden Boediono di Jakarta, Senin, 13 Juni 2011.
Yopie menjelaskan pemerintah harus memainkan peran utama dalam soal pendanaan, untuk mencapai semua target MDG's. Namun, mengingat anggaran negara yang terbatas, pemerintah akan merangkul dunia swasta melalui Public Private Partner. "Intervensi pemerintah dalam pendanaan penting dalam MDG's karena Indonesia tidak menganut liberalisme," katanya.
Dalam hal MDG's sendiri, Indonesia masih harus memberikan perhatian di sektor kesehatan, terutama pada persoalan angka kematian ibu saat melahirkan. "Yang menjadi fokusnya adalah pada akses kesehatan, mengingat wilayah Indonesia yang luas," kata Yopie.
Mengutip Penasihat Utama di PBB untuk program MDG's, Jeffrey Sachs, Yopie menambahkan saat ini model pembangunan ekonomi global harus memperhatikan lingkungan. "Pembangunan ekonomi harus inklusif, yaitu dengan memperhatikan isu lingkungan," kata Yopie mengutip Sachs. Dalam hal ini, tambah Yopie, Indonesia sudah melakukan moratorium hutan dan lahan gambut beberapa waktu lalu.
Dalam diskusi Reinvigorating the MGD's di WEF yang dihadiri oleh Wakil Presiden Boediono bersama para Chief Executive Office dunia, para peserta banyak mempertanyakan apakah Indonesia mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan tanpa merusak lingkungan. "Indonesia bisa membangun tanpa merusak lingkungan," kata Yopie mengutip Boediono.
Dalam mencapai target MDG's dan pembangunan nasional jangka menengah, Indonesia sudah menyelaraskannya dengan isu lingkungan. "Tapi, memang tidak ada penamaan khusus untuk program tersebut. Namun, pemerintah sudah merancangnya," tandas Yopie seperti diutarakan Boediono.
ADITYA BUDIMAN