TEMPO Interaktif, Jakarta - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik menjamin stok beras nasional aman untuk kebutuhan hingga enam bulan mendatang. Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso menyebutkan hingga hari ini stok beras yang berada di gudang Bulog sebanyak 1,6 juta ton.
"Stok kita sudah aman dan tiap hari terus bertambah dari pengadaan dalam negeri sekitar 20 ribu ton," kata Sutarto saat dihubungi Tempo, Senin, 9 Mei 2011.
Sutarto mengatakan serapan beras Bulog pada saat musim panen kali ini sudah kontrak sebanyak 850 ribu ton yang dananya berasal dari PSO dan 60 ribu ton berasal dari dana komersial Bulog. Pulau Jawa, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Barat masih menjadi sentra penghasil beras yang diandalkan.
Namun, dia mengakui serapan beras dalam negeri masih rendah diakibatkan beberapa daerah mengalami kendala dan penurunan produksi. Seperti di Jawa Timur, kata dia, terjadi penurunan produksi akibat iklim sepanjang 2010 yang cenderung basah.
"Panen di Jawa Timur yang lebih awal juga membuat harga relatif tinggi di atas HPP (Harga Pembelian Pemerintah) sehingga Bulog tidak bisa menyerap maksimal," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir mengatakan sepanjang Maret-Mei ini panen sudah mencapai 70 persen di seluruh Indonesia dengan capaian produksi sekitar 33 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Dia juga mengakui serapan Bulog tergolong rendah pada musim panen raya ini.
Harga GKG di petani sekarang Rp 3.400 per kilogram, sedangkan HPP Bulog Rp 3.000 per kilogram. “Ini menyulitkan Bulog dalam menyerap kalau HPP tidak naik," katanya.
Meskipun begitu, harga tinggi di tingkat pegani memang menguntungkan petani. Harga tersebut, kata dia, meningkat dari sebelumnya Rp 2.900 per kilogram untuk GKG. Winarno optimistis serapan Bulog bisa maksimal tahun ini.
"Mampu menyerap beras hingga 50 persen saja rasanya tidak mungkin. Dan bisa memenuhi cadangan beras 1,5 juta ton di akhir tahun saja itu sudah bagus," ujarnya.
ROSALINA