TEMPO Interaktif, Godollo Hungaria - Presiden Portugal Anibal Cavaco Silva Sabtu kemarin kembali meminta belas kasihan Uni Eropa dan IMF. Krisis keuangan memaksa negara tersebut mencari bantuan dana talangan senilai US$ 115 miliar, paling lambat satu minggu sebelum pemilihan umum.
Dana talangan tersebut salah satunya akan digunakan untuk membiayai pemilihan umum yang bakal dilaksanakan 5 Juni nanti. "Selanjutnya akan menjadi kebijakan presiden berikutnya," kata Cavaso Silva. "Ini adalah kebutuhan yang dapat dipahami, katakanlah dengan sedikit imajinasi bahwa lembaga Eropa memberikan program yang cocok," tambahnya.
Perdana Menteri Sosialis Jose Socrates meminta dana talangan segera dikucurkan setelah bulan lalu parlemen Portugal menolak penghematan yang diusulkan oleh golongan minoritas. Penolakan ini diklaim Jose sebagai alasan pengunduran dirinya.
Sebelumnya Lisabon memberi peluang kemungkinan adanya pinjaman darurat terhadap Portugal. Tetapi Komisi Eropa menolaknya, dan mengatakan pengaturan tersebut tidak terdapat dalam aturan Eropa untuk membantu negara-negara anggota yang dalam kesulitan.
"Semua pihak telah mengakui bahwa pemerintah mendatang harus mampu mengandalkan dukungan mayoritas dari parlemen," kata Cavaco Silva di sela-sela pertemuan menteri keuangan Uni Eropa di Budapest.
Pernyataan Casavo Silva justru mendapat kritik tajam dari pejabat Uni Eropa. Komisaris Keuangan Uni Eropa Ollie Rehn mengatakan ia tidak ingin melakukan perdebatan dengan para pemimpin Portugal. "Demi Portugal dan kepentingan Eropa," katanya.
Presiden Bank Sentral Eropa Jean Claude Trichet menyebut dalam menyelesaikan krisis keuangan yang diperlukan adalah kerja keras.
Pada Jumat lalu pria yang akrab disapa Rehn ini mengatakan politisi Portugal harus menunjukkan tanggung jawab dan setuju terhadap reformasi ekonomi.
Sebelumnya Uni Eropa bersama IMF pernah memberi dana talangan untuk menyelamatkan Yunani dan Irlandia dari dampak krisis Ekonomi Eropa 2008.
Sabtu kemarin sebuah petisi yang ditandatangani oleh tokoh-tokoh Portugal mendesak pemerintah untuk melakukan perbaikan kebijakan anggaran. Petisi yang ditandatangani mantan presiden Potugal Ramalho Eanes, mantan menteri Mario Soares dan Jorge Sampaio, sutradara film veteran Manoel de Olivieira dan penulis Antonio Lobo Antunes meminta pemerintah Portugal melakukan kebijakan yang tepat menangani krisis keuangan.
Petisi ini menyebut harus ada kompromi mendasar antara presiden dan partai politik utama untuk Portugal memastikan pemerintah yang muncul dari hasil pemilihan umum Juni bisa menerapkan kebijakan yang diperlukan. "Pemerintah baru harus bisa memastikan kredibilitas luar negeri Portugal dan berfungsinya sistem perekonomian. Pemerintah baru harus mendukung proses konsolidasi anggaran," demikian bunyi petisi itu.
AFP via yahoo | Ira Guslina