Hingga kini rencana pembangunan itu dalam proses kajian, terutama lokasi pabrik tersebut akan dibangun. Hal tersebut mempertimbangkan aspek keamanan wilayah dari kemungkinan bencana alam. Dana yang dianggarkan untuk pembangunan sekitar Rp 3,5-Rp 4 triliun.
Menurut Dwi, sekitar 70 persen dari kebutuhan investasi berasal dari pihak eksternal, seperti kredit perbankan atau obligasi. Pembangunan pabrik akan dimulai selambat-lambatnya pada 2012. Pada 2014, pabrik baru tersebut ditargetkan meningkatkan produksi sebanyak 3 juta ton.
Semen Gresik juga mengandalkan tambahan kapasitas produksi sebesar 5 juta ton dari pabrik di wilayah Tuban dan Tonasa. Untuk 2010, produksi Semen Gresik mencapai 18,5 juta ton. Sedangkan, untuk 2011 diharapkan ada peningkatan sekitar 9 persen.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan, kebutuhan semen di Tanah Air dari tahun ke tahun terus meningkat. Untuk itu perlu diperluas pembangunan sejumlah pabrik semen baik di Pulau Jawa dan di luar Jawa.
Hidayat mencontohkan, untuk tahun lalu saja kebutuhan semen sebanyak 41 juta ton, yang diperkirakan pada 2013 kebutuhan mencapai 63 juta ton. Kebutuhan semen akan terus meningkat seiring dengan areal kebutuhan pembangunan nasional jangka panjang.
Investasi di bidang semen, kata Hidayat, termasuk proyek jangka panjang dan proyek besar. Agar investasi lebih bersifat terbuka berikut terjamin, maka diperlukan suasana yang kondusif. Dukungan itu bisa berupa aturan perundang-undangan.
Misalnya, Pemerintah tengah menggodok RUU Penggunaan Tanah yang mengatur perizinan proyek besar hingga 70 tahun lamanya. Ini bisa membuat rasa nyaman investor asing. Saat aturan perizinan proyek investasi besar hanya berjangka waktu 20 tahun.
EVANA DEWI