Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Genjot Produksi Jagung, Sumenep Perluas Lahan Tanam  

image-gnews
Jagung. TEMPO/Kink Kusuma Rein
Jagung. TEMPO/Kink Kusuma Rein
Iklan
TEMPO Interaktif, SUMENP - Kepala Bidang Pertanian dan Tanaman Pangan Dinas Pertanian Sumenep, Jawa Timur, Satam, Jum’at (29/10), mengatakan areal tanaman jagung pada musim tanam tahun 2010 diperluas dari 157.442 hektare menjadi 163.757 hektare. Dengan perluasan itu diharapkan mampu meningkatkan produksi jagung.

Satam mengatakan hal itu berkaitan dengan dimulainya masa tanam jagung di Sumenep. Dia memaparkan produksi jagung diprediksi meningkat 50 ribu ton. Pada tahun 2009 lalu dihasilkan 447.049 ton jagung pipilan kering. Sedangkan pada musin tanam tahun 2010 ini naik menjadi 496.183 ton. "Saya yakin target akan tercapai karena kondisi cuaca sangat mendukung," katanya kepada TEMPO saat dihubungi melalui telepon.

Perluasan lahan tanaman jagung juga optimistis bisa dicapai karena banyak petani tembakau yang mengalami gagal penen akibat anomali cuaca beralih menanam jagung. Dinas Pertanian pun, kata Satam, telah melakukan persiapan, di antaranya menjaga ketersediaan pupuk.

Ketua Kelompok Tani Desa Ganding Timur, Kecamatan Ganding, Syair, mengatakan saat ini pihaknya sedang menggencarkan sosialisasi kepada petani agar menanam jagung hibrida bertongkol dua.

Menurut dia, jagung hibrida lebih menguntungkan dibandingkan jagung biasa karena hasilnya lebih banyak. "Kalau satu lahan ditanami jagung biasa hanya menghasilkan 1 ton, kalau diganti jagung hibrida bisa tiga ton," paparnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, Mukminah, petani di Dusun Jatian lebih memilih menanam jagung biasa karena jagung hibrida tidak enak untuk dikonsumsi. "Tahun lalu saya tanam jagung hibrida, hasilnya memang banyak, tapi kalau dijadikan nasi rasanya apek," tuturnya.

Mukminah mengaku orientasinya bertanam jagung bukan untuk bisnis semata, tapi juga untuk dikonsumsi selama setahun sampai datang musim tanam berikutnya. Sebagian hasil panenan jagung juga disiapkan untuk pakan ayam yang sedang diternakkannya. MUSTHOFA BISRI.

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Eks Pejabat Kementan Didakwa Rugikan Negara Rp 12,9 Miliar

1 Agustus 2018

Penggarapan lahan kentang, selain menyebarkan pupuk kimia, buruh juga mencampurnya dengan pupuk organik. Pengolahan lahan kentang disini memberdayakan buruh perempuan, karena suami mereka menggarap lahannya sendiri. TEMPO/Budi Purwanto
Eks Pejabat Kementan Didakwa Rugikan Negara Rp 12,9 Miliar

Perbuatan rekayasa oleh pejabat Kementan itu dilakukan dengan cara mengarahkan ke spesifikasi pupuk merek Rhizagold.


Kejaksaan Negeri Maros Tangkap Buronan Kasus Kredit Tani  

23 November 2016

Ilustrasi Korupsi
Kejaksaan Negeri Maros Tangkap Buronan Kasus Kredit Tani  

Kejaksaan Negeri Maros menangkap terpidana Salahuddin Alam yang buron sejak 2002.


Tersangka Kasus Sawah Abadi Buron Kejaksaan

15 Desember 2014

Ilustrasi Korupsi
Tersangka Kasus Sawah Abadi Buron Kejaksaan

Jannes telah mangkir dari panggilan pemeriksaan oleh Kejaksaan Negeri Jakarta Timur sebanyak dua kali.


Petani Tantang Uji Materi Pengusaha Benih

8 April 2014

Benih kedelai varietas baru di Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (BALITKABI) Kendalpayak, Malang, Jawa Timur, Jumat 27 Juli 2012. Varietas baru tersebut adalah persilangan kedelai jenis Davros dengan plasma nutfah 2984 yang diberi nama Kedelai Toleran Kekeringan dan diperkirakan akan dipasarkan akhir tahun 2012. TEMPO/Aris Novia HIdayat
Petani Tantang Uji Materi Pengusaha Benih

Mereka meminta Mahkamah Konstitusi mempertahankan aturan mengenai pembatasan modal asing tersebut.


Eks Bos Sang Hyang Sri Terancam 20 Tahun Penjara  

24 Februari 2014

Para petani dari Pangalengan berunjuk rasa di Gedung Sate, Bandung. Mereka menuntut perlindungan dan pemenuhan hak petani atas tanah garapan, benih, pupuk, teknologi, modal, dan harga hasil produk pertanian. TEMPO/Prima Mulia
Eks Bos Sang Hyang Sri Terancam 20 Tahun Penjara  

Eddy Budiono dan sejumlah petinggi PT Sang Hyang Sri didakwa telah mengkorupsi uang negara mencapai Rp 112 miliar.


Anak Buah Suswono Jadi Tersangka Korupsi Lampu  

19 Februari 2014

diubah dari barbadosallegiance.wordpress.com
Anak Buah Suswono Jadi Tersangka Korupsi Lampu  

Salah satu tersangka adalah Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Udhoro Kasih Anggoro.


Korupsi Lampu Serangga, Kejaksaan Sita Rp 6 Miliar

19 Februari 2014

Ilustrasi serangga laron. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Korupsi Lampu Serangga, Kejaksaan Sita Rp 6 Miliar

Negara dirugikan Rp 33 miliar dalam proyek pengadaan lampu pemerangkap serangga.


Kasus Korupsi Lampu, Negara Tekor Rp 33 Miliar  

19 Februari 2014

Dok. TEMPO
Kasus Korupsi Lampu, Negara Tekor Rp 33 Miliar  

Kejaksaan telah menetapkan lima tersangka dari Kementerian Pertanian dan sepuluh tersangka dari pihak swasta.


Elda Penuhi Panggilan Kejagung Hari Ini  

22 Oktober 2013

Mantan Ketua Asosiasi Perbenihan Indonesia, Elda Deviane Adiningrat. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Elda Penuhi Panggilan Kejagung Hari Ini  

Ketika mau ditahan, Elda sempat pingsan.


Mangkir Terus, Tersangka Korupsi Dijemput Paksa

26 September 2013

Kantor PT Sang Hyang Seri di kawasan Saharjo, Jakarta. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Mangkir Terus, Tersangka Korupsi Dijemput Paksa

Tersangka kasus dugaan korupsi proyek pengadaan benih ini mengaku sakit tapi setelah diperiksa tim dokter kejaksaan dia ternyata bisa diperiksa.