TEMPO Interaktif, Jakarta -Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mengupayakan diadakannya dialog minutes meeting dengan China-Asean Business Council (CABC) untuk mendorong industri garmen Cina agar melakukan relokasi pabrik ke Indonesia.
"Kami mengusulkan untuk minutes meeting supaya mendorong relokasi industri garmen Cina ke Indonesia," kata Ketua Umum API Ade Sudrajat di sela Munas Pemilihan Ketua Umum Kadin 2010-2015 di Jakarta, Jum'at (24/9).
Ade mengatakan mereka tengah melobi sekitar 100 investor garmen Cina untuk ditawari agar melakukan investasi di daerah-daerah yang diusulkan seperti Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Ketiga kawasan tersebut dipilih karena memiliki ketersediaan tenaga kerja dengan keahlian yang dibutuhkan. Lokasinya dianggap strategis dan memiliki dukungan infrastruktur.
"Kalau di luar Jawa belum bisa kita tawarkan karena ongkosnya mahal. Mulai dari soal kepabeanan sampai biaya pelabuhan lebih mahal," kata Ade. Upaya menarik relokasi industri garmen Cina ke Indonesia juga dilakukan untuk menekan defisit perdagangan tekstil dan produk tekstil Indonesia dengan Cina.
Ade menjelaskan, selama Januari sampai Juni tahun ini perdagangan TPT kedua negara mengalami peningkatan sampai 63 persen menjadi US$800 juta jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tahun ini diperkirakan akan meningkat lagi menjadi US$1,6-1,7 miliar. Indonesia memang mendominasi perdagangan serat dan benang. Tetapi kalah jauh jika dibandingkan impor yang masuk dari Cina untuk produk kain.
Impor garmen dari Cina juga lebih unggul atau mencapai US$140 juta jika dibandingkan dengan ekspor Indonesia yang hanya US$10-20 juta. "Karena itu kami meminta dibuka akses relokasi dan pasar untuk industri yang relokasi itu. Jadi industri yang masuk ke sini juga fokus untuk ekspor," kata Ade.
Selain mendorong digelar dialog, API juga akan mengadakan pameran dan meminta dukungan fasilitas pameran di tiap propinsi di Cina. Namun Indonesia juga harus bersaing dengan negara Asean lainnya. "Sekarang 90 persen relokasi industri tekstil Cina lebih memilih Vietnam. Indonesia baru ada satu atau dua di Jawa Timur," katanya.
Ia mengharapkan sampai akhir 2011 API bisa mendorong realisasi relokasi 100 industri garmen yang saat ini sedang mereka dekati. Pihak Cina sendiri meminta lokasi relokasi industri garmen ditempatkan dalam satu kawasan untuk memudahkan penyelesaian bersama jika timbul persoalan terkait investasi yang mereka tanamkan.
Investasi yang ditanamkan memang tidak terlalu besar, sekitar Rp 150 miliar setiap perusahaan. Tapi tiap peruashaan diharapkan menyerap sampai 150 ribu tenaga kerja. Ade menilai ini merupakan peluang emas bagi Indonesia karena tawaran ini belum tentu datang lagi.
KARTIKA CANDRA