"Tentu dengan adanya kenaikan itu, kita juga harus menaikkan GWM kan," ujar Direktur Mortgage and Consumer Banking PT Bank Tabungan Negara Irman Alvian Zahiruddin saat ditemui Tempo di menara BTN Jalan Gajah Mada, pekan lalu.
Irman melanjutkan, kebijakan kenaikan GWM Primer akan memberi dampak pada efisiensi bank. "Artinya, dari sisi GWM, kita harus mencari dana tambahan, tentu dari market. Penambahan kira-kira Rp 1 Triliun," katanya.
Selain itu, Irman mengungkapkan, sudah mengeluarkan corporate bonds alias surat utang sebanyak 14 kali. "Corporate bonds itu adalah balancer pendanaan kita," katanya.
Soal kebijakan bank-bank besar lain yang menaikkan suku bunga kredit serta menurunkan suku bunga deposito, menurut Irman, itu memang dua pilihan yang bisa dilakukan oleh bank terkait kebijakan kenaikan GWM Primer. "Itu memang dua hal yang bisa dipilih bank salah satu," katanya.
Namun, katanya, ia berharap bank bisa bersikap bijaksana. Dengan tidak menaikkan suku bunga kredit."Tapi disisi lain memang, teorinya tidak semua bank bisa melakukan hal itu, sehingga mau tidak mau bank tersebut menaikkan di sisi bunga kredit," katanya. Meski demikian, pihaknya mengaku, Bank BTM belum akan ikut tren sentimen kenaikan suku bunga kredit.
Sebelumnya, Bank Indonesia merilis kebijakan Giro Wajib Minimum Primer dan GWM atas Loan to Deposite Ratio. GWM Primer naik dari 5 persen ke 8 persen. Kenaikan GWM Primer ini ternyata direspons pasar dengan sentimen kenaikan suku bunga kredit. Sudah ada dua bank besar yang memberikan sinyal itu. Yakni PT Bank Mandiri TBK dan PT Bank Central Asia.
FEBRIANA FIRDAUS