Didik menilai pertumbuhan sektor jasa dan konsumsi saat ini lebih dominan. Ini menandakan ada banyak masalah di sektor industri terutama terkait dengan persaingan global. Hal ini dipersulit dengan kenaikan tarif dasar listrik yang akan menurunkan kemampuan industri untuk berproduksi.
Sebagai buktinya sudah banyak industriawan yang terlempar menjadi pedagang karena merasa lebih efisien membeli dan menjual barang dari luar daripada menciptakan produk baru. Akibat dari melemahnya sektor industri adalah tenaga kerja tidak terserap karena tidak tercipta lapangan kerja. "Presiden janjinya pengangguran sampai 6,5 persen akhirnya tidak tercapai kan," katanya.
Jika pemerintah ingin mengembalikan pertumbuhan industri sampai belasan persen seperti beberapa waktu lalu sebelum krisis, maka perlu strategi yang sebaik-baiknya. Seperti memilih industri-industri yang cukup unggul di pasar. Misalnya sawit, kakao, bahkan motor untuk dikembangkan dan diperkuat lagi. Tekanan persaingan juga tidak bisa dibiarkan jika ingin industri kembali bertumbuh.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Investasi dan Perhubungan Chris Kanter mengatakan, industri memang mengalami tekanan cukup berat untuk tumbuh ketika menghadapi persaingan dari dalam dan kebijakan yang tidak kondusif seperti kenaikan tarif dasar listrik. "Berat dong buat industri," katanya. Efeknya adalah industri secara keseluruhan mengalami perlambatan meskipun tidak seluruh industri.
KARTIKA CANDRA