Dengan demikian, kata Eko, target laba perusahaan sebesar Rp 78 miliar berhasil terpenuhi bahkan terlewati. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang baik ditambah daya beli masyarakat yang meningkat terhadap asuransi, menjadi faktor pendorong meningkatnya laba perusahaan.
"Economy growth pada semester ini bagus. Suku bunga relatif rendah, dan daya beli masyarakat juga sesuai dengan apa yang ditargetkan perusahaan," ujar Eko.
Asuransi marine hull (rangka kapal), asuransi keuangan, asuransi pengiriman barang (cargo), dan asuransi minyak dan gas, menurut Eko, berkontribusi sama baiknya terhadap laba perusahaan semester ini. Hingga akhir tahun, pihaknya memproyeksikan laba bersih senilai Rp 200 miliar. "Itu after tax (setelah pajak)," sebutnya.
Adapun untuk pendapatan premi, Jasindo berhasil membukukan Rp 1,41 triliun. Ia optimistis, target pendapatan premi sebesar Rp 3 triliun bisa dicapai perusahaan. "Kalau dibandingkan dengan pendapatan premi 2009 yang Rp 2,8 triliun, kami optimis bisa naik 8-9 persen jadi Rp 3 triliun tahun ini," ujar Eko.
Optimistis tersebut disokong adanya beberapa proyek Jasindo yang baru akan terealisasi pada semester II-2010. "Semua sudah kami proyeksikan. Ada beberapa sasaran untuk mencapai target premi Rp 3 triliun," kata dia.
Eko sendiri belum bersedia mengungkap perusahaan mana saja yang diproyeksikan akan menjadi sasaran bidik Jasindo. "Ada, lah. Yang jelas kompilasi dari perusahaan swasta dan Badan Usaha Milik Negara," ujarnya.
Ia mengatakan, Jasindo saat ini serius menggarap pasar asuransi syariah. "Kami sangat tertarik, dan serius di bidang itu," kata Eko. Meski pendapatan premi dari sektor syariah masih terbilang sedikit dibandingkan dengan asuransi konvensional. "Jumlahnya memang belum terlalu signifikan."
Per semester I-2010, Jasindo mencetak pendapatan premi dari sektor syariah sebesar Rp 27 miliar. "Sampai akhir tahun, kami optimis premi syariah bisa Rp 60 miliar. Naik dari tahun lalu yang sebesar Rp 39 miliar," kata Eko.
ISMA SAVITRI