TEMPO Interaktif, Jakarta -Pengusaha rokok mendukung langkah pemerintah memperjuangkan pencabutan larangan masuknya rokok kretek ke Amerika Serikat melalui Badan Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO).
"Kami juga hargai sikap WTO yang akhirnya mau menggelar panel," kata Ketua Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri), Ismanu Somiran kepada Tempo hari ini.
Sebab, lanjut Ismanu, aturan Amerika (Tobacco Act) merupakan langkah yang
diskriminatif. Buktinya, rokok beraroma mentol yang banyak diproduksi
perusahaan Amerika boleh beredar. "Ini bagian dari politik dagang,"
kata dia.
Padahal, lanjut Ismanu, sebetulnya prospek ekspor rokok kretek
terbilang baik. "Pada periode 2005-2007, peningkatan ekspor mencapai
150 persen," kata dia. Namun, Ismanu tidak mengungkapkan data detail
mengenai peningkatan ekspor tersebut. "Setelah periode tersebut, baru
terjadi penurunan ekspor," ujarnya.
Ismanu mengungkapkan, sebetulnya, rokok kretek tidak terlalu
berpengaruh besar pada perokok di Amerika. Sebab, rokok kretek
Indonesia di Amerika hanya 0,19 persen dari keseluruhan pangsa pasar
rokok. Jadi, alasan Amerika terkait pengaruh rokok kretek sulit
diterima.
Sebelumnya, WTO mengabulkan permintaan Indonesia untuk menggelar panel atas aturan larangan penjualan rokok kretek di Amerika Serikat (Tobacco Act). Selain memutuskan panel, WTO juga menyetujui lima negara sebagai pihak ketiga dalam panel.
Pada aturan Tobacco Act, pemerintah Amerika melarang penjualan rokok
beraroma termasuk rokok kretek. Pihak Amerika beralasan karena rokok
kretek lebih berbahaya terutama untuk para perokok pemula.
Pemerintah Indonesia merasa aturan tersebut diskriminatif. Maka,
Indonesia menuntut Amerika memberi penjelasan atas aturan tersebut
pada sidang WTO.
Ismanu mengakui, sebelum ada masalah terlait aturan Tobacco Act,
pengusaha tidak terlalu mencurahkan perhatian pada ekspor rokok
kretek. "Sebab, sebagian besar rokok kretek untuk pasar dalam negeri,"
kata dia.
Direktur Industri Minuman dan Tembakau, Kementerian Perindustrian,
Warsono juga berharap Indonesia mendapat hasil positif dari WTO.
"Harapannya ekspor rokok kretek tetap terbuka dan terus meningkat
seperti yang telah terjadi selama ini," kata dia.
EKA UTAMI APRILIA