TEMPO Interaktif, Jakarta -Ratusan pengusaha Malaysia berminat berinvestasi di Indonesia. Hal itu tergambar dari seminar bertajuk Active Asia, Insight Indonesia yang diselenggarakan Associated Chinese Chambers of Commerce and Industry of Malaysia (ACCCIM) di ballroom One World Hotel, Petaling Jaya, Malaysia hari ini.
Panitia sampai kewalahan dengan membludaknya peserta yang hadir. Dari 300 peserta yang dianggarkan, ternyata lebih dari 700 peserta menghadiri seminar itu.
"Ini menandakan minat pengusaha Malaysia untuk berinvestasi di Indonesia cukup besar” kata Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Da’i Bachtiar yang membuka seminar tersebut.
Selama empat tahun terakhir, menurut Da’i, investasi Malaysia di Indonesia sebesar US$ 1,5 miliar, sedangkan investasi Indonesia di negeri jiran itu sebesar US$ 534 ribu.
Da’i meyakinkan pengusaha Malaysia bahwa iklim investasi di Indonesia sudah mendukung bagi investor asing. Ia lalu menjelaskan, seluruhkota di Jawa sudah terhubungkan dengan jalan tol. Selanjutnya akan diikuti dengan trans Sumatera dan trans Kalimantan dan daerah lainnya di Indonesia. ”Kami mengundang investor Malaysia untuk menanamkan modalnya bagi pembangunan infrastruktur di Indonesia” ujarnya.
Selain dalam bidang infrastruktur, para investor juga diharapkan dapat berinvestasi di bidang telekomunikasi, perbankan dan perkebunan .
Karim Raslan sebagai salah seorang panelis dalam seminar memaparkan kondisi ril Indonesia saat ini. Ia adalah penulis kelahiran Malaysia yang beberapa tahun pernah tinggal di Indonesia . “Saya yakin anda semua pernah mendengar Indonesia, tapi percayalah Indonesia bukan sekedar pembantu rumah tangga atau buruh bangunan seperti yang anda kenal” katanya.
Karim memaparkan, Indonesia yang kaya akan sumber daya alam ditambah dengan populasi penduduk sebesar 230 juta lebih tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor.
“Jangan terpaku dengan Jakarta. Berinvestasilah di Manado, Kalimantan dan Sumatera serta daerah lain di Indonesia” kata Karim sambil menjelaskan tentang otonomi daerah yang saat ini mulai diterapkan di Indonesia.“Jakarta sudah terlalu banyak pengusaha, juga banyak makelarnya” Karim menyelipkan guyonan diantara presentasinya.
Oleh karenanya, menurut Karim, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk berinvestasi terlepas dari segala kekurangan dan kelebihan yang ada di Indonesia. “Kondisi infrastruktur di beberapa daerah di Indonesia memang belum memadai, namun dalam kondisi seperti ini saja sudah mengundang banyak investor, apalagi bila nanti sudah tertata dengan rapi” jelasnya. “jangan tunda lagi. Berinvestasilah di Indonesia sekarang juga."
MASRUR