TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar mengatakan, rencana kerja sama antara PT Karakatau Steel dengan perusahaan baja Korea Selatan, Pohang Steel and Iron Company (Posco), sudah mulai ada kemajuan. “Sudah ada titik temu,” kata Mustafa di Kementerian BUMN hari ini.
Sebelumnya, Mustafa mengatakan, negosiasi antara Krakatau Steel dengan Posco masih alot. Masih ada empat hal yang belum deal antara kedua belah pihak, yakni masalah ekuitas atau saham, manajemen, pemasaran, dan nilai aset.
Untuk ekuitas, Krakatau Steel dan Posco sempat tak mencapai kesepakatan mengenai komposisi pembagiannya. Posco menghendaki saham sebesar 70 persen dan Krakatau Steel 30 persen. Sedangkan Krakatau Steel, kata Mustafa, ngotot menginginkan komposisi saham 45 persen dan 55 persen dipegang Posco.
“Posco meminta waktu. Setelah konstruksi, (saham Krakatau Steel) menjadi 45 persen,” kata Mustafa. Ia belum bersedia menjelaskan mengapa Krakatau Steel harus menunggu konstruksi selesai baru bisa mengambil 45 persen saham. “Memang hasil negosiasinya begitu. Tadinya mereka minta 30 persen,” ujarnya.
Konstruksi, jelas Mustafa, kemungkinan besar bisa dimulai tahun depan. “Masanya (lama konstruksi) tiga tahun,” katanya. Sayangnya, Mustafa belum mau menyebut perkiraan nilai total investasinya.
Komposisi direksi dalam kerja sama tersebut juga belum berujung pada kesepakatan. Posco, kata Mustafa, menawarkan tiga orang direksi dari dan satu dari Krakatau Steel. Sedangkan Krakatau Steel mengusulkan dua dari Posco dan dua dari perseroan. Krakatau Steel juga mengusulkan posisi komisaris nantinya dipegang pihaknya dan kursi presiden direktur diduduki wakil dari Posco.
Nilai aset atau nilai tanah pabrik baja antara Posco dengan Krakatau Steel juga masih belum menuai kesepakatan. Krakatau Steel berharap tanah dihargai US$ 85 per meter persegi dan Posco mengajukan US$ 60 per meter persegi.
Krakatau Steel dan Posco menandatangani nota kesepahaman pada akhir tahun lalu. Kedua perusahaan akan melakukan kerja sama dalam dua tahap. Kerja sama pertama berlangsung tahun ini dengan kapasitas produksi slab 2,5 juta ton. Sedangkan tahap kedua akan berlangsung pada 2012 dengan memproduksi baja canai panas berkapasitas 2,5 juta ton.
ISMA SAVITRI