“Jumlah beras yang sudah dipasok sampai April 2010 mencapai 5.000 ton,” ujar Kepala Divisi Regional I Bulog Aceh, Fakhriani kepada Tempo, hari ini.
Jawa Timur dipilih, menurut dia, karena harga beras di tingkat petani Aceh mahal. Petani Aceh juga cenderung menjual berasnya untuk pengusaha di Sumatera Utara yang biasa membeli dengan harga di atas harga rata-rata, Rp 5.000 per kilogram.
Fakhriani mengatakan, beras dari Jawa TImur itu dipasok terutama untuk kebutuhan beras miskin bagi masyarakat dan untuk kebutuhan pegawai, serta TNI/Polri di Aceh. Tahun ini Bulog Aceh harus memenuhi kebutuhan sekitar 100.000 ton beras. Sebagian kebutuhan tersebut, telah didapat dari pengadaan beras lokal. Sebagian lagi terpaksa didatangkan dari Jawa Timur.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa daerah Aceh telah memproduksi 1,54 juta ton Gabah Kering Giling pada 2009, naik 10,23 persen dibanding produksi tahun sebelumnya. Jumlah surplus beras di Aceh diperkirakan mencapai 200 ribu ton pert ahun.
Kepala BPS Aceh Syech Suhaimi mengatakan, peningkatan itu disebabkan oleh kenaikan luas panen dan juga karena naiknya produktifitas padi perhektarnya. “Luas panen meningkat dari 329,1 ribu hektar pada 2008, menjadi 356,8 ribu hektar pada 2009, naik 27,7 ribu hektar atau sekitar 8,42 persen.”
ADI WARSIDI