TEMPO Interaktif, Bogor - Pemulihan ekonomi paska krisis memperbaiki permintaan global atas produk The Goodyear Tire & Rubber Company. Produsen ban asal Amerika Serikat ini membukukan penjualan bersih sebesar US$ 4,3 miliar di triwulan pertama tahun ini, atau naik 21 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Dari peningkatan itu, sebesar 14 persen volume penjualan disumbang dari penjualan ban di negara-negara berkembang.
Untuk kawasan Asia Pasifik, selama kuartal I tahun ini penerimaan Goodyear tumbuh US$ 48 juta menjadi US$ 69 juta ketimbang tahun lalu hanya US$ 15 juta. "Di Asia Pasifik Goodyear akan memanfaatkan momentum yang dibangun sejak empat kuartal lalu,termasuk kinerja penerimaan," tutur Presiden Goodyear Asia Pasifik,Pierre E. Cohade, dalam Perayaan 75 Tahun Goodyear Menyertai Indonesia, di kawasan pabrik Goodyear, hari ini.
Dalam acara yang dihadiri oleh Wakil Menteri Perindustrian Alex Retraubun, Direktur Jenderal Industri dan Agro Kimia Benny Wachjudi, Deputi bidang Pelayanan Badan Koordinasi Penanaman Modal Achmad Kurniadi, dan Duta Besar Amerika untuk Indonesia Cameron Hume, ini juga diresmikan perluasan fasilitas produksi PT Goodyear Indonesia Tbk. Investasi perluasan pabrik sejak 2008 ini memakan biaya US$ 54 juta, naik dari alokasi awal pembangunan US$ 31 juta yang diumumkan akhir 2007.
Di Asia Pasifik, Goodyear memiliki delapan fasilitas produksi, dua di India, masing-masing satu di Indonesia, Jepang, Malaysia dan Thailand. Pabrik Asia Pasifik dibagi menjadi tujuh pabrik ban kendaraan bermotor dan satu pabrik untuk ban pesawat.
ARYANI KRISTANTI