Direktur Utama PT Bakrie Telecom Tbk, Anindya N Bakrie menjelaskan pendapatan usaha bersih ini juga meningkat 24,5 persen. Tahun lalu pendapatan bersih senilai Rp 2,743 triliun. “Kenaikan ini didorong laju pertumbuhan pelanggan hingga 45,2 persen,” ujar Anindya.
Pengusaha muda ini mengatakan lonjakan tinggi terlihat pada pendapatan sebelum amortisasi dan depresiasi, pajak dan bunga. Perusahaan ini mencatatkan pertumbuhan tahunan 54,2 persen. Pada 2008, EBITDA Bakrie tercatat Rp 823 miliar, sedangkan periode yang sama tahun berikutnya EBITDA meningkat menjadi Rp 1,269 triliun.
Meski begitu, perusahaan juga menanggung beban biaya bunga dan depresiasi yang tinggi. Laba perusahaan pada 2009 turun 28 persen dibandingkan 2008 dari Rp 137 miliar menjadi Rp 98 miliar. Pada 2008 jumlah pelanggan mencapai 7,3 juta pelanggan. Sedangkan tahun lalu 10,5 juta pelanggan. Tahun ini Bakrie membidik 14 juta pelanggan.
Kunci kesuksesan pendapatan perusahaan ini berasal dari bundling produk ponsel dan layanan nilai tambah. Mulai dari Hape Esia Fu, Hape Esia Slim, Hape Esia Gayaku, Hape Esia Musicbox, dan Hape Esia Online. Anindya menyatakan tetap memfokuskan layanan yang diminati masyarakat, seperti layanan suara dan pesan pendek.
Layanan nilai tambah, seperti Digital Music Download atau pun fitur nada sambung juga ikut menyumbang pendapatan. Meskipun persaingan sangat ketat, namun mereka yakin dengan inovasi dan produk yang dikeluarkan bakal mampu menggaet pelanggan. “Bukan sesuatu yang mudah tapi kami yakin mampu mengatasinya”, ujarnya.
Perusahaan ini hampir menyalip layanan berbasis CDMA milik PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk, Flexi.Perusahaan plat merah ini pada akhir tahun ini menargetkan 15 juta pelanggannya. Sedangkan layanan dari PT Indosat Tbk dengan StarOne, pelanggannya belum beranjak jauh dari angka 600 ribu orang.
DIAN YULIASTUTI