Minyak atsiri--yang dikenal juga sebagai minyak eteris (aetheric oil), minyak esensial, minyak terbang, serta minyak aromatik--merupakan kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas.
Singapura merupakan negara tujuan ekspor minyak atsiri yang utama bagi Indonesia. Pangsa pasar minyak atsiri Indonesia di Singapura mencapai 35,35 persen dari seluruh minyak atsiri yang masuk ke Negeri Singa. Nilai ekspornya mencapai US$ 35,175 juta pada 2007. Sedangkan pada 2008, hanya naik menjadi US$ 41,646 juta.
Sedangkan ekspor minyak atsiri India ke Singapura pada 2007 mencapai US$ 17,835 juta. Sedangkan pada 2008, peningkatannya menjadi US$ 27,851 juta. Adapun ekspor minyak atsiri asal Cina ke Singapura meroket tajam pada periode 2007-2008. Pada 2007, ekspor minyak atsiri Cina ke Singapura hanya US$ 5,879 juta. Namun, pada 2008 nilainya meningkat hingga US$ 13,839 juta.
Adapun Nilai ekspor minyak atsiri Indonesia pada 2009 mencapai US$ 100 juta. Volume ekspor minyak atsiri sekitar 2500 ton per tahun. Tapi, menurut Toga Raja Manurung, Ketua Asosiasi Eksportir Minyak Atsiri, beberapa waktu lalu, nilai ekspor tersebut bisa ditingkatkan hingga US$ 500 juta.
Untuk mendukung peningkatan daya saing minyak atsiri, Kementerian Perdagangan memberikan berbagai bantuan kepada kelompok petani dan penyuling minyak atsiri. "Di antaranya bantuan alat penyuling dari stainless steel," kata dia.
Selama ini, kata Yayan, petani dan penyuling lebih banyak menggunakan alat penyuling dari besi. Dengan alat penyuling dari besi, maka, produk minyak atsiri akan berbau zat kimia besi. "Dengan alat penyuling dari stainless steel, mutu minyak atsiri akan lebih baik," kata dia.
EKA UTAMI APRILIA