Pengurangan penggunaan kereta api untuk mengangkut bahan bakar minyak itu akan dilakukan Pertamina hingga akhir 2010, sementara pengiriman ke wilayah Jawa Timur akan dihentikan. Penghentian tersebut terkait selesainya terminal bahan bakar minyak di Tuban, Jawa Timur.
“Pengiriman bahan bakar minyak dengan kereta api dilakukan dari Rewulu ke Cepu, namun karena terminal di Tuban sudah selesai, kami mengurangi pengiriman dari stasiun Rewulu ke Cepu,” kata Humas PT Pertamina Regional Jawa Tengah, Heppy Wulansari, Selasa (2/2).
Suplai bahan bakar minyak ke Cepu selama ini dilakukan melalui kerjasama dengan PT Kereta Api Daerah Operasional VI Yogyakarta. Suplai dilakukan lewat Depot Rewulu dan diangkut ke wilayah Cepu dengan kereta khusus angkutan bahan bakar minyak.
Ia menambahkan, pengurangan suplai bahan bakar minyak dari Rewulu ke Cepu dan sekitarnya saat ini mencapai 50 persen dari suplai sebelumnya. Pengurangan itu pun akan terus dilakukan seiring semakin maksimalnya kinerja terminal bahan bakar di Tuban.
Suplai bahan bakar minyak dengan kereta api ke Cepu dan sekitarnya mencapai 13 ribu kiloliter per bulan untuk jenis premium, 2.000 kiloliter bulan untuk jenis minyak tanah dan 8.800 kiloliter per bulan untuk jenis solar.
Menurut Humas PT Kereta Api Daerah Operasional VI Jawa Tengah-Yogyakarta, Eko Budiyanto, akibat pengurangan pengiriman bahan bakar minyak dengan kereta, pendapatan PT Kereta Api Jawa Tengah otomatis berkurang. Pendapatan PT Kereta Api turun hingga 40 persen.
Sebelum dikurangi pendapatan dari Pertamina, pendapatan PT Kereta Api Jawa Tengah mencapai Rp 6 miliar setiap bulannya. Namun setelah Pertamina melakukan pengurangan pengiriman, pendapatan berkurang menjadi Rp 3,6 miliar setiap bulannya.
"Biasanya, pengiriman bahan bakar minyak ke Cepu mencapai 40 tangki kereta ketel, tapi saat ini pengiriman Cepu hanya mencapai 20 tangki atau satu rangkaian kereta ketel," ujar Eko yang sangat menyayangkan pengurangan pengiriman tersebut
MUH SYAIFULLAH