Kedua kontraktor itu, Medco E&P dan ExxonMobil, ditunjuk oleh Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi untuk membantu pemenuhan kebutuhan gas pembangkit listrik dan industri pupuk.
Penandatanganan dilakukan pagi tadi (4/12) di Bandung dan disaksikan oleh Kepala Badan Pelaksana Kegiata Hulu Minyak dan Gas Bumi R Priyono.
"Nilai seluruh kontrak sebesar US$ 366 juta," ujarnya dalam siaran persnya.
Kontrak pertama adalah antara Medco E&P dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk untuk pasokan gas sebesar 20 BBTUD (miliar British Termal Unit per hari). Gas diambil dari Blok South and Central Sumatera dan akan dialirkan selama 2 tahun.
"Aliran gas akan mulai efektif pada Desember 2009," katanya. "Dan dipakai untuk mendukung operasional pembangkit listrik di Jawa Bagian Barat."
Kontrak kedua, antara Medco Lematang dengan PT Perusahaan Gas Negara yang juga ditujukan untuk pembangkit listrik Jawa Bagian Barat. Medco akan mengalokasikan gas dari Lapangan Singa, Blok Lematang untuk kontrak tiga tahun ini, dengan volume 48,6 BBTUD.
"Gas mulai dialirkan pada kuartal pertama 2010," ujar Priyono.
Kontrak terakhir adalah antara ExxonMobil dan PT Pupuk Iskandar Muda. ExxonMobil akan mengambil gas dari Lapangan Arun sebesar satu kargo gas alam cair (liquefied natural gas) atau 3.300 MMSCF (juta standar kaki kubik).
"Gas itu untuk memenuhi kebutuhan operasional Pupuk Iskandar Muda selama dua bulan, yaitu Desember 2009 dan Februari 2010," katanya.
Priyono mengatakan kerja sama antara ExxonMobil dan Pupuk Iskandar Muda ini merupakan rangkaian terakhir dari total penjualan setara enam kargo gas alam cair selama 2009 sampai Februari 2010.
SORTA TOBING