Alhasil, pada transaksi pasar uang antar bank di Jakarta hari ini rupiah kembali melemah ke level 9.480 per dolar AS, atau melemah 35 poin dari penutupan akhir pekan lalu yang berada di posisi 9.445.
Praktisi pasar uang dari Bank Saudara, Rully Nova menjelaskan melemahnya dolar Amerika terhadap mata uang utama dunia, serta menguatnya mata uang kawasan belum mampu mendorong penguatan rupiah. “Masih adanya permintaan dolar AS dari korporasi diakhir bulan justru menekan rupiah,” ujarnya.
Menurut Rully, gagal bayar yang dialami Dubai World sebenarnya tidak banyak berpengaruh terhadap rupiah, karena eksposure kesana tidak banyak. Kasus Dubai world ini dampaknya tidak terlalu besar karena masih ada underlyingnya berupa aset. Berbeda dengan Lehman Brothers yang hanya merupakan surat utang, dan transaksi derivatif.
Pelemahan rupiah kali ini disebabkan karena antisipasi para pelaku pasar menunggu data inflasi yang akan dirilis Selasa (1/12) besok. Serta hasil rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang akan dilaksanakan Kamis (3/12). “Investor pun cenderung menahan diri dulu untuk saat ini,” tuturnya.
Secara fundamental ekonomi, Rupiah masih cukup bagus. “Ekonomi yang masih tumbuh, inflasi yang terkendali, serta perbedaan suku bunga rupiah dan dolar AS yang masih cukup lebar masih menjadi daya tarik berinvestasi dalam mata uang lokal,” paparnya.
Untuk hari Selasa besok rupiah akan ditransaksikan dalam kisaran sempit antara 9.430 hingga 9.460 per dolar AS. Indeks dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia kembali melemah 0,38 poin (0,5 persen) menjadi 74,62.
Mata uang euro berhasil menguat 0,0017 poin (0,4 persen) menjadi US$ 1,5047, poundsterling juga mengaut 0,0017 poin (0,1 persen) menjadi US$ 1,6518, serta yen juga menguat 0,46 poin (0,53 persen) menjadi 86,072 per dolar AS. Sebagian mata uang kawasan juga menguat terhadap dolar AS sore ini.
Dolar Singapura menguat 0,36 persen menjadi 1,3832 per dolar AS, won Korea Selatan terapresiasi 1,06 persen menjadi 1.162,85 per dolar AS, bath Thailand juga menguat 0,07 persen menjadi 33,215 per dolar AS.
VIVA B KUSNANDAR