TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal telah menetapkan Nippon Koei Co Ltd sebagai pemenang tender konsultan pembuat desain dasar proyek angkut cepat massal (mass rapid transportation/MRT) Jakarta. Surat keputusan diterbitkan pada 4 September. Nippon Koei menyisihkan konsorsium Katahira & Engineers International, satu-satunya pesaing dalam tender tersebut.
"Jadi, proses tender konsultan desain dasar MRT sudah clear," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Departemen Perhubungan Tundjung Inderawan, seusai acara peresmian jalur ganda kereta api Patuguran-Purwokerto dan Petarukan-Larangan, di Stasiun Jakarta Kota, Rabu (9/9). Ia memastikan tidak akan ada peninjauan ulang terhadap hasil keputusan menteri tersebut. "Sebab, ini sudah keputusan final," ujarnya.
Dengan selesainya tender konsultan pembuat desain dasar proyek MRT tersebut, prosesnya akan dilanjutkan dengan pembuatan desain dasarnya. Diperkirakan proses pembuatan desain dasar ini membutuhkan waktu sekitar 14 bulan.
"Karena selama ini prosesnya sudah molor, akan saya usahakan mempercepat proses pembuatan desain dasar," kata Tundjung. "Kalau bisa 12 bulan syukur, tapi kalau bisa ditekan lagi lebih baik."
Kemudian, proses akan dilanjutkan dengan tender konstruksi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Proyek angkut cepat massal ini ditargetkan bisa beroperasi mulai kuartal pertama 2016.
Sebelumnya, proses tender konsultan desain dasar MRT sempat memanas akibat munculnya surat konsultan ahli Badan Kerja Sama Internasional Pemerintah Jepang (JICA), Yoshinobu Miura, kepada Menteri Perhubungan pada 15 Juli 2008. Surat itu berisi kekhawatiran terhadap keberhasilan Katahira dalam membuat desain dasar MRT.
Akibat surat itu, Katahira mengajukan dua kali somasi dan peringatan terakhir. Karena tidak digubris, akhirnya persoalan tersebut dilaporkan ke polisi.
Ujung-ujungnya penyelesaian proses tender yang sedianya ditargetkan rampung Januari tahun ini tersebut menjadi berlarut-larut. Padahal hasil evaluasi tender yang digelar Departemen Perhubungan pada Oktober 2008 telah menempatkan Katahira di peringkat pertama dengan skor 75,43.
Peringkat kedua ditempati Pacific Consultant International dengan skor 74,55. Adapun Nippon Koei di peringkat ketiga dengan nilai 74,13. Dalam prosesnya, Pacific dikeluarkan dari peserta tender sehingga Katahira dan Nippon langsung berhadap-hadapan.
Yang jelas, gara-gara surat Miura itu, Departemen Perhubungan mengevaluasi kembali tender tersebut, yang langsung ditangani tim baru. Evaluasi yang baru tersebut akhirnya menempatkan Nippon Koei sebagai pemenang.
WAHYUDIN FAHMI