TEMPO Interaktif, Jakarta -Komisi IV yang membidangi pertanian, kautan, dan kehutanan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyetujui alokasi anggaran untukmenggenjot produksi pupuk organik sebesar Rp 6,7 triliun.
"Dengan ini Komisi IV menyetujui alokasi yang diajukan Menteri Pertanian," ujar Ketua Komisi IV Arifin Junaidi dalam rapat kerja dengan Menteri ertanian Anton Apriyantono di Gedung DPR kemarin.
Selanjutnya, alokasi anggaran yang disetujui tersebut akan dibawa ke Panitia Anggaran DPR. Menteri Pertanian Anton Apriyantono menjelaskan, alokasi sebesar itu diusulkan dengan pertimbangan subsidi pupuk anorganik tahun depan sangat besar.
Bahkan, ia memperkirakan jika semua kebutuhan soal pupuk ini dipenuhi, maka dana yang diperlukan mencapai Rp 24 triliun.
Namun, jikapun alokasi anggran itu tidak sepenuhnya dipenuhi nantinya, Anton berharap ada kompensasi. Misalnya, mengalihkan penggunaan pupuk anorganik menjadi pupuk organik. "Bisa dikurangi tetapi harus ada kompensasi," ujarnya.
Lebih lanjut Anton menjelaskan, anggaran itu akan digunakan untuk pembuatan rumah kompos sebanyak 10 ribu unit. Termasuk juga untuk penyediaan alat pengadaan pupuk kompos, pengadaan sapi impor sebanyak 350 ribu ekor, dan bantuan langsung ke petani. Sapi-sapi impor itu dimanfaatkan untuk memproduksi kompos dari kotoran sapi. sekaligus untuk memenuhi kebutuhan swasembada daging sapi 2014.
Menurut Anton, penambahan sapi impor tersebut akan mampu memenuhi kebutuhan sapi dalam satu tahun . Selain ada tambahan dari sapi hasil ternakan di dalam negeri.
Hanya saja, Anton menolak menjelaskan asal 350 sapi impor itu. "Dari mana saja, yang penting sehat." ujar Anton kepada Tempo.
DIAN YULIASTUTI