Keputusan apapun untuk menggenjot pengeluaran mesti dilakukan dalam jangka menengah lantaran negara tersebut tengah menghadapi defisit anggaran yang tinggi dan utang yang menumpuk.
Dalam sebuah pernyataannya, direktur eksekutif dari lembaga yang bermarkas di Washington itu, mengatakan Malaysia pun membutuhkan fokus berdasarkan “permintaan domestik yang menguat sebagai sumber pertumbuhan," kata pejabat IMF tersebut.
Salah satu negara Asia Tenggara ini mengucurkan 67 miliar ringgit atau setara US$ 19 miliar stimulus untuk mengantisipasi resesi global. Hal itu pula yang membuat pemerintah Malaysia memprediksikan perekonomian negara tersebut tenggelam lima persen pada tahun ini.
“Perekonomian Malaysia sudah melemah dan bisa diuntungkan dari kelanjutan stimulus fiskal," ujar David Cohen, ekonom dari Action Economics di Singapura. “Pada saat yang sama, seperti negara-negara lain di kawasan ini, proyeksi ekonomi sudah mengalami kemajuan dengan perubahan di bidang ekspor."
BLOOMBERG | BOBBY CHANDRA