TEMPO.CO, Jakarta - Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Martha Christina memproyeksi kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa tumbuh lebih baik tahun depan. Bahkan, ia mengatakan potensi tembus level 8.000 terbuka meski penuh tantangan.
IHSG sempat mencatatkan rekor tertinggi di level 7.905,3 pada penutupan perdagangan Kamis pekan lalu, 19 September 2024. Sementara pada akhir perdagangan Selasa lalu, IHSG berada di level 7.700,69.
“Kemungkinannya ada (tembus level 8.000) tapi biasanya pindah dari 7.000 ke 8.000 agak berat. Ganti angka depan ini berat,” kata Martha kepada wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa, 24 September 2024.
Ia menuturkan sektor penopang IHSG saat ini di antaranya perbankan, telekomunikasi, dan konsumsi. Investor asing, kata dia, mulai melirik sektor konsumsi Indonesia.
Martha mengatakan, Mirae Asset Sekuritas memproyeksikan IHSG bisa tembus 7.915 di tahun ini. Namun, pihaknya masih memantau perkembangan pasar selama dua hingga tiga bulan ke depan. Mengingat, di kuartal terakhir tahun ini ada beberapa peristiwa politik besar seperti Pilkada dan Pilpres Amerika Serikat yang berpotensi memengaruhi pasar.
“Market itu berpotensi bergejolak di sana. Tapi kalau misalnya itu lancar, politik ada guncangan tapi enggak terlalu lama, IHSG-nya konsisten di level yang tinggi,” tuturnya.
Ia merekomendasikan agar para investor bisa mengambil peluang investasi di bulan-bulan ini. Pasalnya, Martha memproyeksikan kinerja saham tahun depan akan lebih baik.
Di sisi lain, Martha memprediksi BI akan kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen menjelang akhir tahun ini. Sementara itu, ia memprediksi The Fed juga masih akan menurunkan suku bunga acuan setelah memangkas 50 basis poin beberapa waktu lalu.
“November sekali dan Desember sekali, 25, 25, jadi nanti totalnya dipangkas 100 basis poin sampai akhir tahun,” ucapnya.
Pilihan Editor: Suku Bunga Acuan BI Turun, Analis Rekomendasikan 3 Sektor Saham yang Berpotensi Tumbuh