TEMPO.CO, Jakarta - Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng hampir setiap tahun terendam banjir. Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional 4 Semarang, Franoto Wibowo, mengatakan lokasinya yang berdekatan dengan laut Jawa membuat stasiun terbesar di Jawa Tengah ini rentan terendam banjir rob.
Franoto mengatakan sejauh ini belum ada rencana dari PT KAI untuk memindahkan stasiun ke lokasi yang lebih jauh dari laut, mengingat prediksi para ahli bahwa pesisir utara Semarang akan tenggelam karena naiknya permukaan air laut. "Kami masih memitigasi dengan operasi pompa, proses penyelamatan akan terus dikoordinasikan lebih lanjut," katanya saat ditemui di kantornya, Kamis, 8 Agustus 2024.
Stasiun Semarang Tawang merupakan stasiun prioritas yang menjadi perhatian PT KAI. Meski demikian, Franoto menyebut banjir yang merendam stasiun tidak sampai menghambat operasional kereta api. "Bencana alam ini tidak bisa dihindari, dan kami telah menyiapkan 13 pompa air untuk mengatasi saat banjir," kata Franoto.
Peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Dwi Sarah, menjelaskan bahwa penurunan tanah yang terjadi di banyak daerah, terutama di kawasan Pantai Utara Jawa dan Cekungan Bandung, telah menyebabkan kerugian fisik dan ekonomi. "Dari pemetaan yang kami lakukan, kerusakan di daerah selatan relatif kecil, tetapi semakin ke utara, kerusakannya semakin parah," ujar Sarah dalam sebuah diskusi tentang kebencanaan geologi di Jakarta, Ahad, 17 Maret 2024.
Dia berkata fenomena tanah ambles di Semarang dan Demak terjadi dari arah barat ke timur, dengan penurunan yang semakin tinggi ke arah timur. Tiap tahunnya, permukaan tanah Semarang amblas 10 centimeter.
Berdasarkan kajian penurunan permukaan tanah itu, ahli Geologi Institut Teknologi Bandung (ITB) Heri Andreas, memprediksi tiga wilayah di Jawa Tengah yakni Pekalongan, Semarang, dan Demak akan tenggelam pada 2050. "Kondisi bawah permukaan Pantai Utara Jawa terdiri dari endapan aluvial kuarter yang menyebabkan laju amblesan cukup tinggi, antara 1 hingga lebih dari 10 sentimeter per tahun," katanya dikuti dari pemberitaan Tempo, Ahad, 17 Maret 2024.
Ananda Bintang Purwaramdhona berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: PT IMIP Investigasi soal Cairan Logam Panas Tumpah di Smelter Milik PT Lestari Smelter Indonesia