TEMPO.CO, Pangkalpinang - Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di triwulan II tertahan oleh kinerja lapangan usaha industri pengolahan akibat proses hukum tata niaga timah yang ditangani Kejaksaan Agung. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Rommy Sariu Tamawiwy mengatakan kinerja lapangan usaha industri pengolahan terkontraksi sebesar 5,89 persen jika dibandingkan triwulan II tahun lalu.
"Kontraksi tersebut utamanya didorong oleh belum optimalnya kinerja subkategori industri logam dasar. Lebih lanjut, kontraksi lapangan usaha industri pengolahan tercatat semakin dalam seiring penurunan produksi CPO dan turunannya," ujar Rommy kepada wartawan, Rabu, 7 Agustus 2024.
Rommy menuturkan pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung juga lebih tinggi tertahan oleh komponen ekspor barang dan jasa yang tercatat mengalami kontraksi sebesar 34,52 persen dibandingkan tahun lalu.
"Kontraksi tersebut disebabkan belum optimalnya kinerja ekspor timah sebagai komoditas utama Bangka Belitung," ujar dia.
Menurut Rommy, pihaknya optimis kinerja perekonomian Bangka Belitung akan terus menunjukkan perbaikan seiring dengan kinerja ekspor timah yang saat ini konsisten meningkat secara bulanan.
"Pada Juni 2024, volume ekspor timah mencapai 4.053 metric ton. Tumbuh 35,76 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya," ujar dia.
Selain timah, kata Rommy, sektor pertanian, perikanan dan perkebunan di Bangka Belitung juga berpotensi mendorong kinerja perekonomian lebih lanjut seiring produksi yang semakin meningkat.
"Di samping itu, sektor perdagangan juga dapat mendorong pertumbuhan lebih lanjut melalui pelaksanaan event berskala regional maupun nasional serta penambahan frekuensi oleh maskapai penerbangan dari dan ke Bangka Belitung," ujar dia.
Rommy menambahkan Bank Indonesia terus mempererat sinergi dan kolaborasi dengan pemerintah daerah serta mitra strategis lainnya melalui perluasan promosi pariwisata, produk UMKM, ekonomi keuangan syariah, dan digitalisasi sistem pembayaran.
"Kita juga mendorong pelaksanaan berbagai event yang membuka akses lebih luas pada sumber ekonomi unggulan. Sinergi tersebut menjadi langkah strategis dan taktis untuk memperkuat stabilitas, mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru serta kebangkitan sektor ekonomi unggulan yang memiliki daya ungkit," ujar dia.
Pilihan Editor: Jokowi jadi Inspektur, Petugas Upacara 17 Agustus Bakal Glamping di IKN