TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah pagi ini Selasa, 6 Agustus 2024 dibuka di level Rp 16.180 per US$, merujuk data RTI. Rupiah sempat melemah 18 poin dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Hingga pukul 10.05 WIB, nilai tukar rupiah terpantau bergerak di rentang Rp 16.169 hingga Rp 16.207 per US$.
Sementara itu, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan ditutup menguat. Sebagaimana kemarin ditutup menguat tipis 11 poin ke level Rp 16.189 per US$. "Mata uang rupiah fluktuatif, namun ditutup menguat di rentang Rp 16.140-Rp16.210," kata dia dalam analisis rutinnya.
Ibrahim mengatakan, serangkaian pembacaan data ekonomi AS mengecewakan. Utamanya pada aktivitas manufaktur dan pasar tenaga kerja. "(Sehingga) mendorong kekhawatiran bahwa ekonomi terbesar di dunia itu melambat lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya," katanya.
Prospek ekonomi yang lebih lemah, kata Ibrahim juga membuat para pedagang memperkirakan potensi pemotongan suku bunga lebih dalam oleh The Fed. Baru-baru ini, bank sentral AS itu mengisyaratkan kemungkinan pemotongan suku bunga pada bulan September mendatang.
The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada September. Selain itu, juga diperkirakan menurunkan suku bunga sebesar 100 basis poin di akhir tahun.
Di samping itu, data Purchasing Managers' Index (PMI) swasta menunjukkan sektor jasa Cina tumbuh lebih besar dari yang diharapkan pada bulan Juli. Hal ini, kata Ibrahim menunjukkan beberapa aspek ekonomi tetap tangguh meskipun terjadi penurunan aktivitas manufaktur.
Ibrahim mengatakan, data PMI membantu meningkatkan sentimen terhadap Cina yang selama ini menjadi titik lemah utama bagi komoditas. "Pembacaan tersebut membantu sedikit meningkatkan sentimen terhadap Cina setelah pembacaan yang suram pada sektor manufaktur minggu lalu."
Sedangkan sentimen dari dalam negeri adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2024 yang baru diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Senin kemarin. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II adalah 5,05 persen secara tahunan, tumbuh lebih lambat dibandingkan periode yang sama tahun 2023, yakni 5,17 persen.
Pada kuartal I 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat 5,11 persen. Sepanjang semester pertama 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,08 persen.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan telah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal kedua 2024 akan mencapai kisaran 5 persen secara tahunan. Proyeksi pertumbuhan ekonomi didorong oleh konsumsi rumah tangga dan investasi yang mulai meningkat.
Bila dilihat dari sumbernya, industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi terbesar pada kuartal kedua 2024. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh lapangan usaha konstruksi dengan sumber pertumbuhan 0,67 persen, perdagangan dengan sumber pertumbuhan 0,63 persen, serta informasi dan komunikasi dengan sumber pertumbuhan 0,5 persen.
Pilihan Editor: Berantas Penipuan di Sektor Jasa Keuangan, OJK Akan Luncurkan Anti-Scam Center Bulan Ini