TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmadja, mewanti-wanti akan adanya potensi banjir impor produk sisa atau stocklot dari luar negeri. Bila itu terjadi, dia menyebut Indonesia akan menjadi dumping heaven.
“Kalau harus melawan produk-produk sisa, kita tidak bisa melawan,” kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 10 Juli 2024.
Produk sisa adalah barang-barang produksi yang tidak terjual di pasar negara asal. Jemmy mencontohkan, di Indonesia ada seorang pemuda Cina yang menawarkan jasa mengimpor produk-produk sisa dari negaranya. Produk itu mulai dari tekstil, baju, tas sekolah, sampai sepatu dan sandal.
Kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), penyedia jasa itu menawarkan mereka menghindari pajak dengan tidak menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP). Ada celah yang disediakan pemerintah untuk menjadi non-PKP. “Bayar setengah persen saja cukup pajaknya,” kata Jemmy.
Tak hanya itu, Jemmy menyebut ada selisih yang sangat besar antara data impor versi Badan Pusat Statistik (BPS) dan negara asal. Untuk HS 61, 62, dan 63, dia mencatat ada selisih sebesar 150,7; 159,93; dan 249,97. Data ini menunjukkan, ada barang-barang impor yang masuk tanpa melalui prosedur resmi.
Produk sisa tersebut tidak hanya masuk dengan cara ilegal alias diselundupkan. Sebagian produk sisa itu juga masuk secara legal alias melalui prosedur resmi. Kondisi tersebut membuat pasar dalam negeri semakin kebanjiran produk-produk sisa dari negara lain.
Pilihan Editor: Pakar Soroti Ucapan Terima Kasih Pegi Setiawan kepada Presiden Jokowi Usai Bebas dari Tahanan