TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas menilai pemerintah mustahil mewujudkan swasembada beras dan gula dengan memanfaatkan tanah di Jawa. Menurut dia, swasembada beras dan gula hanya bisa dilaksanakan di Kalimantan dan Papua.
Zulhas menjelaskan swasembada beras dan gula mustahil diwujudkan di Jawa karena luas tanah yang tidak memadai. Tanah-tanah itu, kata dia, terus berkurang untuk pembangunan pabrik dan perumahan. Dengan teknologi apa pun, dia menilai swasembada beras dan gula tak bisa diwujudkan di pulau terpadat di Indonesia itu.
“Kalau kita bermimpi mau swasembada beras, swasembada gula, segala macam di Jawa itu enggak mungkin, menurut saya mustahil,” kata dia dalam rapat dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 7 Juli 2024.
Kendati begitu, Zulhas mengatakan bukan berarti Indonesia tak memiliki masa depan. Dia mencontohkan, bangsa Eropa bisa maju dengan berekspansi ke benua Amerika dan Australia. Menurut dia, Indonesia dapat mencontoh bangsa Eropa dengan memanfaatkan tanah yang luas di Kalimantan dan Papua. “Ini yang disampaikan ke (presiden terpilih) Pak Prabowo dan (Presiden) Jokowi,” kata dia.
Di Kalimantan dan Papua, ia mengatakan pemerintah dapat menjalankan program mekanisasi tebu, jagung, dan beras. Meski mengakui itu tak mudah, dia menilai masa depan swasembada beras dan gula terletak di dua pulau itu. Bila potensi itu tidak dioptimalkan, kata dia, swasembada beras dan gula sulit diwujudkan. “Mungkin retorika, karena lahannya tidak ada,” kata dia.
Ia berharap swasembada beras dan gula itu akan terwujud dalam lima tahun. Bila tidak tercapai, harga dua komoditas itu akan bergantung pada luar negeri. Bila negara-negara di luar menahan ekspor, kata dia, harga beras dan gula akan naik. “Pak Prabowo sudah setuju,” kata dia.
Pilihan Editor: Kadin Sebut Swasembada Air Harus jadi Program Utama Pemerintah: Ada di Visi Misi Prabowo-Gibran