Semen Gresik berniat membangun dua unit pembangkit listrik tenaga uap di Tonasa, Sulawesi Selatan, masing-masing berkapasitas 35 megawatt. Fahmi mengatakan PLN kemudian menawarkan untuk melayani kebutuhan listrik PLN. Sebab awal tahun depan proyek percepatan 10 ribu megawatt tahap pertama sudah beroperasi.
Fahmi optimistis perusahaa setrum pelat merah itu mampu mencukupi kebutuhan Semen Gresik. Kebutuhan Semen Gresik tidak terlalu besar, hanya 13 megawatt di dua lokasi di luar Jawa dan 40 megawatt di Jawa. "Pabrik di Jawa memang kebutuhannya lebih besar, tapi pasokan listrik di Jawa kan tersedia," katanya.
Baca Juga:
Jumat ini PLN menandatangani nota kesepahaman (memorandum of onderstanding/MoU) tentang pelayanan listrik dengan Semen Gresik, Semen Padang, dan Semen Tonasa di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara.
Dalam MoU tersebut PLN menyatakan kesiapannya menyalurkan listrik ke pabrik milik Semen Gresik Group itu. PLN juga siap memberikan pelayanan tertentu berupa kepastian waktu penyambungan, ketersediaan listrik, dan penanggung jawab di lokasi pabrik jika diperlukan.
Fahmi menambahkan harga jual listrik nantinya menggunakan skema business to business. Namun angka pastinya baru akan ditentukan dalam perjanjian kerja sama. "Harganya premium dengan layanan yang premium," ujarnya.
Nota kesepahaman tersebut ditandatangani oleh Fahmi Mochtar, Direktur Utama PT Semen Gresik Dwi Soetjipto, Direktur Utama PT Semen Padang Endang Irzal, dan Direktur Utama PT Semen Tonasa H.M. Sattar Taba. Penandatanganan disaksikan oleh Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil.
PT Semen Gresik merupakan pabrik semen terbesar di Tanah Air. Diresmikan di Gresik pada 7 Agustus 1957 oleh Presiden Soekarno, Semen Gresik memiliki kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun. Pada 8 Juli 1991 Semen Gresik tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya serta merupakan badan usaha milik negara pertama yang go public dengan menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat.
DESY PAKPAHAN