Sama halnya seperti di negara-negara yang sedang mengalami krisis, bisnis asuransi di Indonesia masih dirasakan sulit. Hal ini dikatakan Barry S. Halpern Presiden director PT Metlife Sejahtera di kantor PT Metlife Sejahtera Jakarta, Senin (26/5). Menurutnya hal ini dikarenakan tingkat pemahaman mengenai asuransi di masyarakat Indonesia masih minim.
Kendati demikian Barry tetap optimis bisnis asuransinya akan terus berkembang seiring dengan bertambahnya pemahaman masyarakat. Ia mengumpamakannya seperti bola karet yang dijatuhkan ke bawah. Walaupun bola itu akan jatuh tetapi akan terpantul kembali ke atas, kata Barry. Ia menambahkan untuk mencapai target tersebut hal ini memang waktu yang tidak sebentar.
Salah satu upaya yang dilakukan PT. Metlife Sejahtera menurut Barry adalah dengan merekrut dan mendidik tenaga pemasaran agar mereka dapat memberikan pemahaman pada masyarakat mengenai produk-produk yang ditawarkan Metlife dan keuntungan yang dapat diperoleh.
Selain itu Barry mengatakan PT Metlife berusaha untuk menyakinkan masyarakat Indonesia bahwa dana yang mereka simpan akan membantu perkembangan ekonomi. Dana mereka akan diinvestasikan untuk membangun beberapa infrastruktur seperti pembangunan jalan, tenaga listrik dan instalasi air.
Metlife sendiri baru berdiri sejak tangal 26 Juni 1997. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari Metropolitan Life Insurance Company (Metlife yang merupakan perusahaan asuransi jiwa terbesar di Amerika Serikat). Produk-produk yang telah dikeluarkan Metlife diantaranya adalah VIP Plus, Universal Life, Perlindungan Tambahan dan awal Mei ini Metlife baru mengeluarkan produk Symphony.
Peluang bisnis asuransi di Indonesia masih cukup besar. Jumlah pemegang polis di sini masih di bawah 10 juta, dari total jumlah penduduk sekitar 220 juta jiwa.
(Detrizki)