TEMPO.CO, Labuan Bajo - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Ad Interim sekaligus Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi penanam modal Cina yang berinvestasi di Indonesia. Pasalnya, para investor itu telah membawa perubahan yang signifikan, utamanya di bidang hilirisasi industri yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
"Kami apresiasi peran investor Tiongkok yang telah menjadi industri pionir, meletakkan fondasi dan membawa perubahan signifikan untuk hilirisasi industri dan pemerataan ekonomi di Indonesia," ucap Erick dalam Forum Kemitraan Bisnis Indonesia dan Tiongkok ke-4 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa, 5 Desember 2023.
Ia menyebutkan Forum Kemitraan Bisnis Indonesia-Tiongkok ke-4 itu diadakan sebagai wujud kemitraan strategis komprehensif yang terjalin sejak penyampaian inisiatif 21st Century Maritime Silk Road oleh Presiden Cina Xi Jinping di Jakarta pada Oktober 2013.
Kemitraan strategis itu, kata Erick, telah berhasil menorehkan sejumlah capaian penting. Beberapa di antaranya adalah konektivitas infrastruktur, kereta cepat Jakarta-Bandung, hilirisasi industri khususnya mineral kritis, serta energi hijau dan transisi energi.
Dalam kesempatan itu, Erick menyatakan Pemerintah Indonesia sangat mengapresiasi dukungan dari National Development and Reform Commission (NDRC) RRT, BUMN Indonesia dan Cina, perbankan, yang kolaborasi menyukseskan operasional kereta cepat.
Selain itu, Indonesia juga mendorong peningkatan kerja sama pengembangan berkelanjutan untuk mendukung ketahanan pangan, energi, dan kesehatan. Mulai dari herbal dan food estate, perikanan, hilirisasi ekonomi biru, penelitian dan observasi laut dalam, pengembangan EBT, bioteknologi, termasuk National Gene Bank dengan BGI Group.
Adapun pengembangan talenta, pelatihan vokasi dan kejuruan, didukung dengan kerja sama sains dan teknologi juga sangat penting untuk populasi kedua negara. "Yang mencapai 1,7 miliar orang atau lebih dari 20 persen populasi dunia," tutur Erick Thohir.
Lebih jauh, Erick optimistis kerja sama berbasis prinsip saling percaya, menghormati, dan menguntungkan akan membuat kedua negara dapat mengoptimalkan keunggulan sumber daya. Hal ini pula yang akan membawa manfaat dan kesejahteraan bagi masyarakat kedua negara.
"Sebagai dua negara besar, baik dari segi luas wilayah dan populasi, kerja sama yang berpegang teguh pada prinsip saling menguntungkan ini akan menjadi kerja sama yang jangka panjang dan berkelanjutan," ucapnya.
Ia lalu mengajak para investor dan pimpinan dunia usaha tak sekadar mendorong kinerja industri, melainkan juga ESG, teknologi ramah lingkungan, dan meningkatkan pengembangan riset dan teknologi di Indonesia.
Chairman GEM, Prof. Xu Kaihua, kata Erick, menjadi contoh dengan memberikan beasiswa per tahun ke puluhan mahasiswa Indonesia, mendirikan Lab Hidrometalurgi pertama di dalam kawasan industri dan juga membangun Joint-Lab untuk energi baru dengan ITB dan universitas unggulan lainnya di Indonesia.
Hal tersebut, menurut Erick, juga menunjukkan bahwa investasi yang paling berharga adalah investasi kepada manusia. "Pembangunan yang paling bermanfaat adalah pembangunan yang berpusat pada pembangunan manusia, pembangunan yang berpusat pada rakyat."
ANTARA
Pilihan Editor: Erick Thohir Harap Negosiasi Harga Saham Divestasi Vale Rampung 2 Bulan ke Depan