"Sebenarnya kami sudah punya angka yang sama, 65 dan 35, karena agak sulit untuk mengubah split," kata Presiden Direktur Medco Budi Basuki di Jakarta, Rabu (20/5). Budi menambahkan, mitra kerja mereka di blok itu, Premier Oil Sumatra, sudah menyepakati pembagian hasil tersebut.
Budi mengatakan sebetulnya sudah tidak ada masalah dalam persyaratan lainnya. Menurut dia, perpanjangan kontrak tinggal menunggu prosedur resminya saja. "Syarat DMO (domestic market obligation) juga tidak ada masalah karena memang sudah keharusannya," katanya.
Kontrak pengelolaan Blok A akan habis pada 2011. Medco lalu mengajukan perpanjangan kontrak selama 20 tahun. Pemerintah memastikan akan memperpanjang kontrak tersebut dengan sejumlah persyaratan.
Persyaratan itu antara lain peruntukkan minyak pertama (first tranche petroleum/FTP), kewajiban memasok dalam negeri atau domestic market obligation, dan bagi hasil antara pemerintah dan Medco.
Nilai investasi untuk mengembangkan lapangan Blok A di Aceh ini mencapai US$ 600 juta atau sekitar Rp 6,2 triliun. Biayanya tergolong mahal karena kadar sulfur dan karbondioksida 27 yang tinggi.
DESY PAKPAHAN