TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China menurunkan target penumpang harian Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di awal operasinya. Sumber Tempo yang mengetahui proyek sepur kilat itu mengatakan perseroan mengusulkan perubahan asumsi penumpang harian untuk rencana kerja dan anggaran perusahaan 2023 dari target awal 31 ribu penumpang per hari menjadi 10 ribu penumpang.
Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi tidak membantah soal penurunan target penumpang itu. Pria yang akrab disapa Edo itu mengatakan perusahaan terus melakukan eevaluasi target penumpang dari empat stasiun yang ditargetkan akan beroperasi pada 1 Oktober 2023.
"Kami akan evaluasi terus dengan kondisi yang se-riil mungkin yang ada dan yang kita hadapi sekarang," ujar dia di Stasiun Halim, Jakarta Timur, pada Rabu, 6 September 2023.
Penurunan target penumpang harian mempertimbangkan konektivitas stasiun (akses stasiun), operasional, informasi dan ticketing, serta perspektif penumpang dan pemangku kepentingan. Langkah tersebut menjadi yang kedua kalinya KCIC merevisi target penumpang harian kereta cepat itu.
Dalam rapat bersama Dewan Perwakilan Rakyat pada akhir Desember 2022, Dwiyana sempat menyampaikan bahwa target penumpang harian sebesar sekitar 30 ribu penumpang itu turun dari semula 60 ribu penumpang per hari.
Selain target penumpang harian, target perjalan harian juga ikut diturunkan. Dari yang sebelumnya 68 perjalanan per hari, di awal operasional nanti hanya 28-40 perjalanan saja. Dengan pola operasi pada Oktober-November 2023 hanya 28 perjalanan, lalu Desember naik menjadi 40 perjalanan, serta Januari 2024 menjadi 68 perjalanan.
Edo juga mengungkapkan soal target diterbitkannya sertifikasi izin operasi KCJB. Saat ini proses izin operasi sepur kilat itu masih berlangsung bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan. “Ya sesegera mungkin dong (proses izin operasi selesai),” kata dia.
Karena, Edo menjelaskan, sebelum disertifikasi Kemenhub, KCIC ingin kereta cepat itu dilakukan tes terlebih dahulu. Mulai dari sarana, prasarana, termasuk sistem yang terpasang pada KCJB.
Artinya, kata dia, secara internal KCIC sebagai operator sudah diaudit oleh konsultan independen dari China. Menurut Edo, ada tiga konsultan yang sudah membuat laporan dan itu sudah dijadikan sebagai dasar, sama seperti mengajukan sertifikasi ke Kemenhub. “Memang tahapannya begitu,” tutur Edo.
Hingga saat ini untuk proses izin operasi, komunikasi antara KCIC dengan Kemenhub cukup intens. “Harus berproses. Karena pertama kalinya kita membangun sistem bener-bener harus hati-hati, harus smoothing semuanya,” ucap Edo.
Pilihan Editor: Otorita IKN Kantongi 19 Komitmen Investasi dari Perusahaan Malaysia lewat ASEAN-BAC