TEMPO.CO, Jakarta - Agenda ASEAN-Indo-Pacifik Forum atau AIPF berhasil menghimpun 93 proyek kerja sama dengan nilai mencapai US$ 38,2 miliar. Dari total proyek tersebut, Indonesia menawarkan 39 proyek dengan potensi kerja sama senilai US$ 50 miliar.
Wakil Menteri BUMN atau Wamen BUMN Rosan Roeslani menjelaskan kerja sama ini melibatkan 129 perusahaan, di antaranya 35 proyek di perusahaan BUMN, 4 proyek di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan 11 proyek yang berasal dari negara-negara anggota ASEAN lainnya.
"Harapannya ini terus berlanjut karena awalnya ini kami lakukan sesuai diskusi dengan negara-negara ASEAN lainnya. Sesudah itu diharapkan dibentuk task force bersama untuk impelementasi dari program-program ini," ujar Rosan Roeslani.
Kementerian BUMN memperkirakan total potensi kerja sama US$ 50 miliar ini. Angka ini terdiri dari dari proyek di BUMN senilai US$ 22 miliar, Bappenas US$ 10 miliar, serta dari proyek yang datang dari lima negara ASEAN lainnya senilai US$ 810 juta dolar. Lima negara tersebut yaitu Filipina, Thailand, Malaysia, Myanmar, dan Brunei.
Menurut Rosan Roeslani, kerja sama itu melibatkan perusahaan di beberapa sektor. Di BUMN, perusahaan yang terlibat di antaranya MIND ID, PT Pelindo Indonesia (Persero), PT Krakatau Steel (Persero) Tbk., PT Bio Farma, PT PLN (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Angkasa Pura (Persero), PT Pertamina (Persero), Injourney, dan PT Danareksa (Persero).
Rosan Roeslani menekankan Indonesia tidak akan hanya berhenti di sini. Indonesia juga akan melanjutkannya dengan membentuk task force atau satuan tugas (Satgas) untuk mengawasi dan mendorong percepatan proyek tersebut.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Indonesia akan mendorong percepatan 93 proyek yang terhimpun dari gelaran AIPF ini. Proyek-proyek tersebut, menurutnya, harus terus didorong demi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ia pun berharap dengan upaya ini, Indonesia dapat menyumbangkan pertumbuhan ekonomi yang ada di Asia Tenggara dan juga dunia.
Selain 93 proyek yang sudah disepakati, terdapat juga 73 proyek potensial senilai US$ 17,8 miliar. Presiden Joko Widodo alias Jokowi pun mendorong realisasi proyek tersebut. Ia menekankan kolaborasi antarnegara ASEAN memang perlu terus didorong untuk menghadapi tantangan global. Mengingat rivalitas geopolitik saat ini tengah menajam khususnya potensi konflik di Indo-Pasifik.
Pilihan Editor: Harga Beras Melambung, Bapanas: Kuncinya Ada di Produksi, Penggiling Padi Saat Ini Sangat Perlu Pasokan