TEMPO.CO, Pangkalpinang - Hasil riset pertimahan Indonesia semester I tahun 2023 yang dilakukan Bangka Belitung Resources Institute (BRiNST) menemukan sejumlah fakta terkait Rencana Kerja Anggaran Biaya (RKAB) smelter dan harus menjadi perhatian pemerintah.
Direktur BRiNST Teddy Marbinanda mengatakan RKAB timah yang telah dikeluarkan pemerintah perlu dievaluasi karena berdasarkan tahapan eksplorasi yang diduga tidak benar.
"Jika tahapan eksplorasi benar, bisnis pertambangan timah yang adil dan bertanggung jawab dapat terwujud," ujar Teddy kepada wartawan saat konferensi pers riset pertimahan Indonesia di Pangkalpinang, Selasa, 5 September 2023.
Teddy menuturkan data yang dipublish Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa ekspor timah mengalir deras dari smelter timah yang hanya memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dibawah 10 ribu hektar.
"Bahkan ada ekspor perusahaan dengan IUP dibawah 1000 hektar. Kuota ekspor yang diberikan kepada smelter sangat erat kaitan dengan persetujuan RKAB. Persetujuan ini semestinya ditinjau ulang jika melihat indikasi korupsi pertambangan yang terungkap," ujar dia.
Terkait wacana penyederhanaan RKAB, kata Teddy, juga perlu dievaluasi karena rentan disalahgunakan. Hasil riset BRiNST, kata dia, menemukan adanya aktivitas penambangan ilegal di konsesi PT Timah TBK maupun hutan negara yang dinikmati perusahaan yang seharusnya tidak patut mendapatkannya.
"Dugaan korupsi sumber daya alam timah ini tentunya akan merugikan masyarakat. Tidak hanya dari sisi ekonomi melainkan juga dari sisi lingkungan yang jelas-jelas tidak bisa dipertanggungjawabkan," ujar dia.
Data Ekspor Timah 2021 dan 2023:
- PT Timah TBK dengan luas IUP 472 ribu hektar melakukan ekspor timah 27.665 Metric Ton (MT) di 2021 dan 19.825 MT di 2022.
- PT Menara Cipta Mulia dengan luas IUP 2.699 hektar melakukan ekspor timah 4.911 MT di 2021 dan 2.661 MT di 2022.
- PT Mitra Stania Prima dan AEGA Prima dengan luas IUP 527 hektar dan 293 hektar melakukan ekspor timah 2.414 MT di 2021 dan 2.815 MT di 2022.
- PT Venus Inti Perkasa dengan luas IUP 400 hektar melakukan ekspor timah 3.168 MT di 2021 dan 968 MT di 2022.
- PT Mitra Sukses Globalindo dengan luas IUP 7.336 hektar melakukan ekspor timah 1946 MT di 2021 dan 1.609 MT di 2022.
- Bangka Serumpun dengan luas IUP 4.708 hektar melakukan ekspor timah 2.136 MT di 2021 dan 1.319 MT di 2022.
- PT Rajawali Rimba Perkasa dengan luas IUP 543 hektar melakukan ekspor timah 1.608 MT di 2021 dan 1.197 MT di 2022.
- PT Sinar Mutiara Sejahtera dengan luas IUP 3.124 hektar melakukan ekspor timah 1.831 MT di 2021 dan 752 MT di 2022.
- Synergy Maju Bersama dengan luas IUP 1.978,2 hektar melakukan ekspor timah 2.291 MT di 2021 dan 190 MT di 2022.
Pilihan Editor: Prabowo Bakal Bikin Lumbung Pangan di Rawa-rawa, Pengamat: Gagasan Lama dan Terbukti Gagal