Bisnis Milik Sandiaga Uno
Berikut profil singkat bisnis Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno:
1. PT Adaro Energy Tbk
Adaro merupakan perusahaan asal Spanyol yang fokus pada pertambangan batu bara. PT Adaro Energy berdiri sejak 1982 dan beroperasi di kawasan Kabupaten Tanjung Kalimantan Selatan. Meski berasal dari luar negeri, berdasarkan konsorsium perusahaan Indonesia dan Australia, saham Adaro bisa dibeli hingga mencapai 80 persen.
2. PT Medco Power Indonesia
PT Medco Power Indonesia didirikan pada 2004 sebagai perusahaan penyedia listrik swasta atau Independent Power Producer (IPP). Selain itu, perusahaan yang memiliki kantor pusat di kawasan Jakarta Selatan tersebut juga bergerak dalam bidang jasa Operasi dan Pemeliharaan (O&M).
3. PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk
Perusahaan yang berkonsentrasi pada bidang otomotif itu dibangun oleh William Soeryadjaya pada 1987. Grup perusahaan MPM mendirikan berbagai lini usaha, seperti PT Federal Karyatama (manufaktur dan pengemas pelumas Federal Oil), gerai ritel MPM Motor, akuisisi saham PT Sasana Arta Finance, hingga PT Asuransi Mitra Pelindung Mustika.
4. PT Provident Agro Tbk
PT Provident Agro merupakan perusahaan milik Sandiaga Uno hasil joint venture antara PT Provident Capital Indonesia dan PT Saratoga Sentra Business. Perseroan tersebut diresmikan pada 2 November 2006 sebagai produsen perkebunan kelapa sawit. Diketahui, mantan kader Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu memiliki sekitar 44,8 persen sahamnya.
5. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk
PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG) adalah induk usaha dari Tower Bersama Group. TBIG mulai beroperasi pada 2004 dan sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 26 Oktober 2010. Kegiatan utama usahanya adalah menyewakan tower space sebagai tempat pemasangan perangkat telekomunikasi dalam skema perjanjian sewa jangka panjang.
6. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk
Bisnis Sandiaga Uno juga mencakup perusahaan investasi, yaitu PT Saratoga Investama Sedaya (SRTG). Perseroan tersebut mengelola aset hingga lebih dari US$ 3 miliar di berbagai sektor, seperti energi, infrastruktur teknologi, usaha digital, layanan dan produk kesehatan, serta logam mulia. Jumlah saham yang dimiliki suami dari Nur Asia tersebut sekitar 27,7 persen.