TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal merespons positif wacana Pertamina menghapus Pertalite dan menggantinya dengan Pertamax Green 92. Dia menilai langkah tersebut sebagai terobosan bagus untuk transisi negeri. Namun, kata Faisal, masalah harga mesti diperhatikan agar tidak berdampak pada masyarakat.
"Perlu diperhatikan bagaimana kemampuan masyarakat menjangkau harga. Jadi, selain masalah kuantitas, harus dilihat dari sisi harga," ujar Faisal kepada Tempo, Kamis malam, 31 Agustus 2023.
Rencana penghapusan Pertalite disampaikan Dirut Pertamina Nicke Widyawati dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI pada Rabu, 30 Agustus 2023.
Saat itu, ia menyampaikan bahwa pada 2024 Pertamina akan menjual 3 produk, yaitu Pertamax Green 92, Pertamax Green 95 dan Pertamax Turbo. Pertamax Green 92 merupakan campuran Pertalite dengan etanol 7 persen, sedangkan Pertamax Green 95 campuran Pertamax ron 92 dengan etanol 8 persen.
"Kalau dihapus, apakah harga Pertamax Green 92 sama dengan harga Pertalite atau lebih mahal?" ucap Faisal. "Jika lebih mahal, daya beli masyarakat menengah ke bawah bisa menurun."
Penghapusan Pertalite masih dikaji di internal Pertamina