TEMPO.CO, Jakarta - Memilih pekerjaan menjadi hal yang tidak mudah dilakukan oleh sebagian orang. Ada banyak pertimbangan yang harus dipikirkan matang-matang sebelum memutuskan bergabung ke dalam sebuah perusahaan, mulai dari nominal gaji, kesepakatan beban tugas, hingga keuntungan-keuntungan lain.
Mengikuti pekerjaan sesuai passion atau kualifikasi pendidikan tidak serta merta menjadikan seseorang dapat bertahan lama di tempat kerja. Fenomena sering berpindah-pindah pekerjaan atau dikenal dengan istilah karyawan kutu loncat tersebut kini banyak dibicarakan, khususnya dari kalangan gen Z.
Dilansir dari Jurnal Ilmu Sosial (2020) karya Putri Rakhmatia Nabahani dan Setyo Riyanto, generasi Z dikenal sebagai pekerja kutu loncat karena mudah mengundurkan diri (resign) dari pekerjaan. Lantas, sebenarnya apa alasan gen Z resign dari tempat kerja?
Alasan Gen Z Resign dari Tempat Kerja
Aplikasi riset Jajak Pendapat (JakPat) yang dikembangkan oleh PT Gongsin Internasional Transindo melakukan survei terkait penyebab generasi Z mengundurkan diri dari pekerjaan. Sebanyak 832 responden berusia 11-26 tahun (kelahiran 1997-2012) diminta memilih satu atau beberapa jawaban (multiple answer) pada riset yang dilakukan pada November 2021.
Adapun delapan alasan tertinggi gen Z mengundurkan diri dari tempat kerja adalah sebagai berikut.
1. Gaji tidak sesuai dengan deskripsi pekerjaan (job desc): 64,9 persen.
2. Jam kerja tidak teratur atau cenderung berlebihan: 56,9 persen.
3. Budaya kerja yang buruk atau beracun (toxic): 52,4 persen.
4. Prosedur operasi standar (SOP) dan aturan perusahaan tidak jelas: 51,3 persen.
5. Rekan kerja toxic: 48,8 persen.
6. Job desc dan beban kerja berlebih: 41,8 persen.
7. Tidak ada jenjang karier: 38,5 persen.
8. Tidak ada keseimbangan antara pekerjaan dengan kehidupan pribadi (work-life balance): 37,2 persen.
Jenis Pekerjaan Pilihan Gen Z
Melansir dari Lifehack, berikut lima pekerjaan yang sangat cocok dengan generasi Z.
1. Aplikasi media sosial
Gen Z menjadi kelompok muda yang dikenal melek teknologi dan memiliki keterampilan digitalisasi. Mereka sangat mahir mengoperasikan peralatan teknologi dan aktif di media sosial. Karena media sosial menjadi bagian dari gaya hidup gen Z, maka secara alami mereka akan memilih posisi pekerjaan yang berkaitan dengan kebiasaannya.
Generasi Z berorientasi pada detail, terampil dalam memilih arah, tetapi tetap kreatif dan bersedia untuk berkolaborasi bersama orang lain. Ciri-ciri tersebut membuat karier mereka di bidang media sosial dan aplikasi seluler semakin meledak.
2. Mengikuti orang tua
Lebih dari 80 persen generasi Z mengakui bahwa orang tua memberi pengaruh sangat kuat terhadap pilihan pekerjaan setelah menamatkan pendidikan. Meskipun generasi milenial cenderung melepaskan diri dari tradisi yang mengikat, gen Z lebih memilih untuk menerimanya. Hal itulah yang menjadi penyebab mayoritas generasi berusia 11-26 tahun tersebut mengikuti jejak karier orang tua.
3. Distributor
Gen Z juga menunjukkan kemahiran yang tinggi dalam bidang komunikasi antarpersonal. Saat menjadi distributor di toko swalayan atau retail, mereka bisa menjalin ikan erat dengan pengecer maupun pembeli. Mereka pun mengharapkan gaji yang kompetitif, sehingga harus mencapai target dengan bekerja keras.
4. Organisasi nirlaba
Sama seperti millennial, gen Z juga ingin bekerja di perusahaan yang sering berkontribusi kepada komunitas atau masyarakat. Faktanya, sekitar 30 persen dari kelompok anak muda tersebut mengatakan siap gajinya dipotong asalkan bekerja di lembaga dengan nilai dan integritas tinggi. Namun, generasi Z belum menunjukkan keinginan untuk berwirausaha tinggi dibandingkan generasi pendahulunya.
5. Manajer pemasaran
Hampir 80 persen gen Z mendeskripsikan lingkungan kerja ideal sebagai perusahaan internasional besar atau bisnis menengah. Dalam memulai pekerjaan, lebih dari separuh gen Z yang lebih suka berkolaborasi dalam kelompok kecil daripada diskusi dalam kelompok besar maupun kerja mandiri.
Manajer pemasaran menjadi salah satu jenis pekerjaan pilihan gen Z karena berada dalam kelompok kecil dan kolaboratif. Bekerja di bidang pemasaran akan meningkatkan kesempatan mereka untuk melatih kreativitas, belajar dari rekan-rekan di sekitar, serta terus melangkah maju dalam perusahaan.
MELYNDA DWI PUSPITA