Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

8 Alasan Gen Z Resign dari Tempat Kerja, Salah Satunya Beban Kerja Berlebihan

image-gnews
Ilustrasi remaja gaul. Shutterstock
Ilustrasi remaja gaul. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Memilih pekerjaan menjadi hal yang tidak mudah dilakukan oleh sebagian orang. Ada banyak pertimbangan yang harus dipikirkan matang-matang sebelum memutuskan bergabung ke dalam sebuah perusahaan, mulai dari nominal gaji, kesepakatan beban tugas, hingga keuntungan-keuntungan lain. 

Mengikuti pekerjaan sesuai passion atau kualifikasi pendidikan tidak serta merta menjadikan seseorang dapat bertahan lama di tempat kerja. Fenomena sering berpindah-pindah pekerjaan atau dikenal dengan istilah karyawan kutu loncat tersebut kini banyak dibicarakan, khususnya dari kalangan gen Z. 

Dilansir dari Jurnal Ilmu Sosial (2020) karya Putri Rakhmatia Nabahani dan Setyo Riyanto, generasi Z dikenal sebagai pekerja kutu loncat karena mudah mengundurkan diri (resign) dari pekerjaan. Lantas, sebenarnya apa alasan gen Z resign dari tempat kerja? 

Alasan Gen Z Resign dari Tempat Kerja

Aplikasi riset Jajak Pendapat (JakPat) yang dikembangkan oleh PT Gongsin Internasional Transindo melakukan survei terkait penyebab generasi Z mengundurkan diri dari pekerjaan. Sebanyak 832 responden berusia 11-26 tahun (kelahiran 1997-2012) diminta memilih satu atau beberapa jawaban (multiple answer) pada riset yang dilakukan pada November 2021. 

Adapun delapan alasan tertinggi gen Z mengundurkan diri dari tempat kerja adalah sebagai berikut.

1. Gaji tidak sesuai dengan deskripsi pekerjaan (job desc): 64,9 persen.

2. Jam kerja tidak teratur atau cenderung berlebihan: 56,9 persen.

3. Budaya kerja yang buruk atau beracun (toxic): 52,4 persen.

4. Prosedur operasi standar (SOP) dan aturan perusahaan tidak jelas: 51,3 persen.

5. Rekan kerja toxic: 48,8 persen.

6. Job desc dan beban kerja berlebih: 41,8 persen.

7. Tidak ada jenjang karier: 38,5 persen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

8. Tidak ada keseimbangan antara pekerjaan dengan kehidupan pribadi (work-life balance): 37,2 persen. 

Jenis Pekerjaan Pilihan Gen Z

Melansir dari Lifehack, berikut lima pekerjaan yang sangat cocok dengan generasi Z. 

1.    Aplikasi media sosial

Gen Z menjadi kelompok muda yang dikenal melek teknologi dan memiliki keterampilan digitalisasi. Mereka sangat mahir mengoperasikan peralatan teknologi dan aktif di media sosial. Karena media sosial menjadi bagian dari gaya hidup gen Z, maka secara alami mereka akan memilih posisi pekerjaan yang berkaitan dengan kebiasaannya. 

Generasi Z berorientasi pada detail, terampil dalam memilih arah, tetapi tetap kreatif dan bersedia untuk berkolaborasi bersama orang lain. Ciri-ciri tersebut membuat karier mereka di bidang media sosial dan aplikasi seluler semakin meledak. 

2.    Mengikuti orang tua

Lebih dari 80 persen generasi Z mengakui bahwa orang tua memberi pengaruh sangat kuat terhadap pilihan pekerjaan setelah menamatkan pendidikan. Meskipun generasi milenial cenderung melepaskan diri dari tradisi yang mengikat, gen Z lebih memilih untuk menerimanya. Hal itulah yang menjadi penyebab mayoritas generasi berusia 11-26 tahun tersebut mengikuti jejak karier orang tua. 

3.    Distributor

Gen Z juga menunjukkan kemahiran yang tinggi dalam bidang komunikasi antarpersonal. Saat menjadi distributor di toko swalayan atau retail, mereka bisa menjalin ikan erat dengan pengecer maupun pembeli. Mereka pun mengharapkan gaji yang kompetitif, sehingga harus mencapai target dengan bekerja keras. 

4.    Organisasi nirlaba

Sama seperti millennial, gen Z juga ingin bekerja di perusahaan yang sering berkontribusi kepada komunitas atau masyarakat. Faktanya, sekitar 30 persen dari kelompok anak muda tersebut mengatakan siap gajinya dipotong asalkan bekerja di lembaga dengan nilai dan integritas tinggi. Namun, generasi Z belum menunjukkan keinginan untuk berwirausaha tinggi dibandingkan generasi pendahulunya. 

5.    Manajer pemasaran

Hampir 80 persen gen Z mendeskripsikan lingkungan kerja ideal sebagai perusahaan internasional besar atau bisnis menengah. Dalam memulai pekerjaan, lebih dari separuh gen Z yang lebih suka berkolaborasi dalam kelompok kecil daripada diskusi dalam kelompok besar maupun kerja mandiri. 

Manajer pemasaran menjadi salah satu jenis pekerjaan pilihan gen Z karena berada dalam kelompok kecil dan kolaboratif. Bekerja di bidang pemasaran akan meningkatkan kesempatan mereka untuk melatih kreativitas, belajar dari rekan-rekan di sekitar, serta terus melangkah maju dalam perusahaan. 

MELYNDA DWI PUSPITA 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kebiasaan Sleep Call di Kalangan Gen Z, Bahayakah?

11 hari lalu

Jasa sleep call belakangan menjamur di media sosial. Mereka menargetkan anak-anak muda kesepian yang membutuhkan teman ngobrol dan berbagi keluh kesah.
Kebiasaan Sleep Call di Kalangan Gen Z, Bahayakah?

Kebiasaan sleep call nyatanya membawa risiko bahaya buruk yang berujung pada gangguan kesehatan.


TikTok Kalahkan Posisi Google sebagai Mesin Pencari Teratas di Kalangan Gen Z

18 hari lalu

Ilustrasi TikTok. shutterstock.com
TikTok Kalahkan Posisi Google sebagai Mesin Pencari Teratas di Kalangan Gen Z

Secara keseluruhan, 74 persen Gen Z melakukan pencarian via TikTok.


Sasar Pemilih Muda untuk Pemilu 2024, Sandiaga Minta Kader PPP Tak Alergi Media

33 hari lalu

Menparekraf Sandiaga Uno dan Ibu Nur Asia berjoget dalam rangkaian Upacara Peringatan HUT ke-78 RI di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis, 17 Agustus 2023. Instagram/Sandiuno
Sasar Pemilih Muda untuk Pemilu 2024, Sandiaga Minta Kader PPP Tak Alergi Media

Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno menargetkan partainya dapat meraup 11 juta suara pada Pemilu 2024.


Psikolog Sebut Perlunya Dukungan Keluarga pada Generasi Z dan Manfaatnya

50 hari lalu

Naura Ayu (Instagram/@naura.ayu)
Psikolog Sebut Perlunya Dukungan Keluarga pada Generasi Z dan Manfaatnya

Generasi Z perlu dukungan tepat, termasuk dari keluarga, agar potensinya keluar. Berikut penjelasan psikolog.


Karakter Generasi Z yang Unik dan Berbeda dari Pendahulunya Menurut Psikolog

50 hari lalu

Ilustrasi remaja gaul. Shutterstock
Karakter Generasi Z yang Unik dan Berbeda dari Pendahulunya Menurut Psikolog

Psikolog menyebut alasan generasi Z bisa kreatif dan inovatif. Salah satunya karena menganggap pengalaman adalah segalanya.


Kolaborasi TNI AD Merawat Semangat Kebangsaan Gen Z

59 hari lalu

Kolaborasi TNI AD Merawat Semangat Kebangsaan Gen Z

Sebanyak 180 milineal dari 34 provinsi semakin memahami pentingnya merawat semangat kebangsaan dan menjaga 4 Konsesus Dasar Bangsa.


KASAD Dudung Abdurachman Menutup Bootcamp TNI AD to Gen Z

59 hari lalu

Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal Dr. Dudung Abdurachman memberikan pernyataan kepada wartawan seusai menutup kegiatan Bootcamp TNI AD to Gen Z di Mabes TNI AD Jakarta, Kamis, 3 Agustus 2023. (kiri) Dr. Djasa Pinaragusti, Ketua Panitia Rangkaian Kegiatan
KASAD Dudung Abdurachman Menutup Bootcamp TNI AD to Gen Z

Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Dr. Dudung Abdurachman mengatakan peserta Bootcamp TNI AD to Gen Z resmi menjadi bagian dari keluarga besar TNI AD.


Mengenal Bed Rotting, Aktivitas di Tempat Tidur yang Tren di Kalangan Gen Z

30 Juli 2023

Ilustrasi wanita santai di tempat tidur. Freepik.com/Wayhomestudio
Mengenal Bed Rotting, Aktivitas di Tempat Tidur yang Tren di Kalangan Gen Z

Bed rotting populer dilakukan Gen Z yang mungkin merasa jenuh dengan aktivitas keterlibatan sosial dengan beraktivitas di tempat tidur.


5 Permainan Tradisional Anak yang Mulai Ditinggalkan Gen Z

22 Juli 2023

Sejumlah pelajar beradu cepat menggunakan Egrang saat Festival Dolanan Anak dalam rangkaian Hari Jadi ke-197 Kabupaten Wonosobo di Alun-Alun kota Wonosobo, Jawa Tengah, Kamis 21 Juli 2022. Berbagai permainan tradisional seperti Bul Bulan, Gobak Sodor, Egrang, Yeye dan Bentengan yang dimainkan oleh ratusan pelajar tersebut bertujuan untuk menghibur masyarakat sekaligus melestarikan permainan tradisional yang mulai ditinggalkan generasi muda. ANTARA FOTO/Anis Efizudin
5 Permainan Tradisional Anak yang Mulai Ditinggalkan Gen Z

Beberapa permainan tradisional mulai jarang dimainkan terlebih di perkotaan oleh anak-anak Gen Z. Jangan sampai gobak sodor dan gasing hilang.


Isi Acara Pelatihan Jurkam Ganjar Pranowo, Andika Perkasa Singgung Soal Pemilih Muda

18 Juli 2023

Eks Panglima TNI Andika Perkasa menghadiri acara puncak peringatan Bulan Bung Karno di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu, 24 Juni 2023. TEMPO/ Ima dini shafira
Isi Acara Pelatihan Jurkam Ganjar Pranowo, Andika Perkasa Singgung Soal Pemilih Muda

Andika Perkasa hadiri acara pelatihan jurkam muda Ganjar Pranowo sebagai pemateri